Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

India Kecam Kanada soal Tuduhan Menterinya terlibat Konspirasi Sikh 

Ilustrasi bendera India. (unsplash.com/Naveed Ahmed)
Ilustrasi bendera India. (unsplash.com/Naveed Ahmed)
Intinya sih...
  • Kementerian Luar Negeri India protes pada Kanada terkait dugaan melawan separatis Sikh oleh Menteri Amit Shah.
  • India menyebut tindakan Kanada sebagai pelecehan dan intimidasi yang berdampak serius pada hubungan bilateral kedua negara.
  • Surat kabar Washington Post melaporkan tuduhan Kanada terhadap Shah, sementara AS mengumumkan tuntutan pidana terhadap pegawai pemerintah India.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) India mengatakan pihaknya telah mengajukan protes kepada Kanada karena menghubungkan menteri dalam negerinya, Amit Shah, terkait dugaan rencana melawan separatis Sikh di negara itu. 

"Disampaikan dalam sebuah catatan bahwa pemerintah India menyampaikan protes sekeras-kerasnya atas pernyataan tidak masuk akal dan tidak berdasar yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri India," kata juru bicara Kemlu India, Randhir Jaiswal, dalam sebuah konferensi pers di New Delhi pada Sabtu (2/11/2024), dikutip dari Reuters.

1. Kemlu India menuding Kanada melakukan pengawasan terhadap beberapa staf konsulatnya

Jaiswal mengungkapkan bahwa tindakan seperti itu akan berdampak serius pada hubungan bilateral kedua negara. Ia juga mengatakan Ottawa telah memberi tahu pejabat konsuler India bahwa mereka telah diawasi secara audio dan video, yang mana hal ini dianggap sebagai pelecehan dan intimidasi. Meski begitu, Jaiswal tidak mengatakan kapan Kanada memberi tahu pejabat India mengenai hal tersebut.

Pada Oktober, surat kabar Washington Post melaporkan bahwa pejabat Kanada menuduh Shah, yang dianggap sebagai orang nomor dua dalam pemerintahan Perdana Menteri India Narenda Modi, berada di balik kampanye kekerasan dan intimidasi yang menargetkan separatis Sikh di Kanada.

Wakil Menteri Luar Negeri Kanada David Morrison mengatakan kepada panel parlemen pada Selasa bahwa ia telah memberi tahu Washington Post terkait keterlibatan Shah di balik rencana tersebut.

2. Meningkatnya ketegangan hubungan kedua negara usai tewasnya aktivis Sikh Hardeep Singh Nijjar

Pertemuan Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, dengan PM India Narendra Modi (kanan) di sela-sela KTT G20 di New Delhi (9/9/2023). (dok. laman resmi Kantor PM Kanada/www.pm.gc.ca)
Pertemuan Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, dengan PM India Narendra Modi (kanan) di sela-sela KTT G20 di New Delhi (9/9/2023). (dok. laman resmi Kantor PM Kanada/www.pm.gc.ca)

Pihak berwenang Kanada telah berulang kali mengatakan bahwa mereka berbagi bukti dengan India yang pejabatnya menyangkal telah diberikan bukti apapun. Delhi menyebut tuduhan tersebut menggelikan.

Hubungan Delhi-Ottawa memburuk setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau tahun lalu mengatakan ada tuduhan kredibel bahwa pemerintah India memiliki hubungan dengan pembunuhan aktivis Sikh Hardeep Singh Nijjar di Kanada pada 2023. India pun dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

Telah sejak lama, India cemas terhadap kelompok separatis Sikh, dan semakin menuduh pemerintah Kanada memberikan kebebasan kepada para separatis dari gerakan yang pernah kuat untuk menciptakan tanah air Sikh yang merdeka, yang dikenal sebagai Khalistan di India.

Sementara itu, Nijjar adalah pemimpin lokal gerakan Khalistan. Pada 2020, Delhi menetapkan gerakan tersebut sebagai teroris, dan pada saat kematiannya, ia tengah berupaya menangkapnya atas dugaan keterlibatan dalam serangan terhadap seorang pendeta Hindu di India. Ia tinggal di Kanada, tempat sekitar 2 persen penduduknya beragama Sikh, selama  hampir tiga dekade, Associated Press melaporkan.

Perselisihan diplomatik tersebut menyebabkan pengusiran diplomat tinggi di kedua negara bulan lalu.

3. Bukan hanya Kanada yang menuduh pemerintah India menargetkan aktivis Sikh

Ilustrasi bendera Kanada. (unsplash.com/Jason Hafso)
Ilustrasi bendera Kanada. (unsplash.com/Jason Hafso)

Kanada bukanlah satu-satunya negara yang menuding pejabat India merencanakan pembunuhan terhadap separatis Sikh di negara asing.

Baru-baru ini, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan tuntutan pidana terhadap seorang pegawai pemerintah India, terkait dengan dugaan rencana yang digagalkan untuk membunuh seorang pemimpin separatis Sikh yang tinggal di kota New York tahun lalu, Gurpatwant Singh Pannun, warga negara AS-Kanada.

Sebuah dakwaan yang dibuka pada pertengahan Oktober menunjukkan bahwa AS telah mendakwa Vikash Yadav, yang digambarkan sebagai mantan perwira di dinas intelijen Research and Analysis Wing India. Dakwaan tersebut menuduh bahwa mulai Mei 2023, Yadav bekerja sama dengan orang lain di India dan luar negeri untuk mengarahkan rencana melawan Pannun.

Menurut pihak berwenang, Yadav mengarahkan rencana New York dari India. Ia menghadapi dakwaan pembunuhan bayaran dalam pembunuhan terencana yang sebelumnya dikatakan jaksa dimaksudkan untuk mendahului serangkaian pembunuhan bermotif politik lainnya di AS dan Kanada. Saat itu, Delhi menyatakan keprihatinannya dan mengatakan India menanggapi tuduhan tersebut dengan serius.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us