Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inilah Negara yang Jadi Tujuan Mayoritas Pengungsi Ukraina

Seorang anggota Garda Perbatasan Polandia menggendong seorang anak di penyebrangan perbatasan antara Polandia dan Ukraina, saat Garda Perbatasan Polandia menutup jalur untuk kendaraan untuk memungkinkan lebih banyak pejalan kaki yang masuk, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Medyka, Polandia, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Kacper Pempel.

Jakarta, IDN Times - Dalam waktu kurang dari tiga minggu, invasi Rusia terhadap Ukraina telah membuat 3 juta orang meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke negara-negara tetangga. Sebanyak jutaan orang lainnya juga mengungsi di dalam negeri.

Banyaknya jumlah pengungsi tersebut menjadikan momen ini sebagai krisis migran terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Beberapa negara Eropa seperti Inggris menjadi tujuan dari para pengungsi. Namun, negara yang paling banyak dituju para pengungsi Ukraina ternyata adalah Polandia.

1. Tetangga terdekat Ukraina

Prajurit Polandia berjaga di perbatasan Polandia-Belarusia. twitter.com/theragex

Sejak dimulainya perang pada 24 Februari, Polandia telah menerima lebih dari 1,8 juta pengungsi. Angka ini hampir dua kali lipat dari total 1 juta yang telah diantisipasi pihak berwenang sebelumya. Banyaknya total pengungsi ini sendiri telah meningkatkan populasi Polandia sebesar 4,8 persen.

Negara Eropa timur itu banyak dituju, karena menjadi negara tetangga terdekat Ukraina. Kedua wilayah ini juga memiliki banyak ikatan sejarah, budaya dan ekonomi.

Sebelumnya, Polandia juga menjadi tujuan diaspora Ukraina setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.

2. Negara lain yang jadi tujuan pengungsi

Alexander Bazhanov, 34, manajer teknik dari Mariupol berjalan di penyeberangan perbatasan antara Polandia dengan Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di wilayah timur Ukraina, di Medyka, Polandia, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Kacper Pempel.

Polandia memang menerima para pengungsi Ukraina, tapi jumlah yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, melonjak jauh melampaui perkiraan awal. Hal itu telah memberikan tekanan besar pada pemerintah dan puluhan lembaga bantuan yang telah dimobilisasi untuk membantu mereka.

“Pertama, semua orang tahu ke mana mereka ingin pergi. Mereka memiliki beberapa teman untuk menumpang tinggal [di Polandia],” kata Dominika Chylewska, kepala komunikasi di Caritas Polska, yakni sebuah badan amal yang menawarkan bantuan kepada para migran di titik penerimaan Polandia.

Chylewska tak menampik, di luar negara itu, masih banyak beberapa negara yang jadi tujuan migran. Tercatat, banyak juga yang pergi menuju Jerman, Ceko hingga Estonia.

“Sekarang, kita sudah melihat lebih banyak orang datang tanpa tujuan akhir,” kata Chylewska, dikutip CNBC, Rabu (16/3/2022).

3. Nasib jangka panjang dan bantuan keuangan untuk pengungsi

Warga mengantri di terminal bus untuk menuju bagian barat negara, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di bagian timur Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.

Banyaknya orang yang mengungsi, telah memunculkan pertanyaan tentang nasib jangka panjang para migran itu. Semua berpikir, apa lagi yang akan dilakukan Uni Eropa (UE) untuk mendukung negara-negara tuan rumah seperti Polandia.

“Ini membuat UE terikat,” kata Adriano Bosoni, direktur analisis di perusahaan intelijen RANE, menyoroti keputusan yang akan dihadapi blok tersebut seputar bantuan keuangan dan tempat tinggal permanen.

Sejauh ini, UE telah mengalokasikan 500 juta euro atau hampir Rp8 triliun untuk bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Namun perkiraan dari Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan bahwa biaya mendukung 5 juta pengungsi bisa menjadi 50 miliar euro atau Rp785 triliun pada tahun 2022 saja.

Sementara itu, blok tersebut telah mengaktifkan Petunjuk Perlindungan Sementara yang belum pernah digunakan sebelumnya. Aturan ini memberikan hak kepada warga negara Ukraina untuk tinggal dan bekerja di negara tuan rumah hingga tiga tahun.

Namun, dalam jangka panjang, mereka harus memutuskan apakah akan menawarkan suaka permanen kepada para migran, dan bagaimana membuat para pengungsi bisa merata di seluruh blok untuk meringankan beban tuan rumah utama seperti Polandia, Hungaria, Slovakia, Rumania, hingga Moldova.

“Pemerintah [Polandia] tidak akan mampu mengatasi krisis tanpa bantuan ekstensif dari UE. Ini termasuk bantuan keuangan dan pemukiman kembali para pengungsi,” kata Alessandro Cugnasca, manajer layanan risiko negara di EIU.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rehia Sebayang
Ilyas Listianto Mujib
Rehia Sebayang
EditorRehia Sebayang
Follow Us