Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Iran Happy Hubungan Suriah-​​​Turki Menuju Normal

Bendera Iran. (Sumber: Twitter.com/Amirabdolahian)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Iran menyambut baik adanya pemulihan hubungan antara Suriah dengan Turki. Pernyataan ini menyusul pernyataan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, tentang pemulihan hubungan dengan musuhnya, Turki.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Suriah dan Turki bertemu di Rusia mengadakan pembicaraan penting pada Desember 2022 lalu.

1. Hal ini dapat mencerminkan secara positif antara kedua negara ini

Dilansir dari Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, mengatakan pihaknya senang adanya dialog yang terjadi antara Suriah dan Turki. Dalam pernyataan pada Jumat (13/1/2023) waktu setempat, dia mengaku percaya bahwa dialog itu akan mencerminkan secara positif antara kedua negara.

Sebelumnya, Presiden Bashar al-Assad mengatakan dialog dengan Turki yang dimediasi oleh Rusia tersebut, harus bertujuan untuk mengakhiri "pendudukan" Turki di Suriah bagian barat laut. Tempat tersebut merupakan salah satu tempat berlindung yang aman untuk oposisi.

Dia juga mengatakan Turki harus menghentikan dukungan untuk "terorisme", sebuah referensi yang jelas untuk mendukung para pemberontak.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada pekan lalu mengatakan kemungkinan akan bertemu dengan al-Assad setelah pertemuan menteri luar negeri trilateral.

2. Pertemuan antara Suriah dan Turki sebagai tanda jelas normalisasi hubungan

Sekitar Desember 2022 lalu, Menteri Pertahanan Rusia, Suriah, dan Turki, bertemu di Moskow, Rusia. Mereka mengadakan pembicaraan yang tak lain adalah tanda jelas normalisasi hubungan antara Turki dengan Suriah dalam perang Suriah selama satu dekade.

Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar dan Kepala Organisasi Intelijen Nasional (MIT), Hakan Fidan, bertemu dengan Menteri Pertahanan Suriah, Ali Mahmoud Abbas dan Kepala Intelijen Suriah, Ali Mamlouk bersama Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu.

"Cara menyelesaikan krisis Suriah dan masalah pengungsi serta upaya bersama untuk memerangi kelompok ekstremis di Suriah telah dibahas. Krisis Suriah, masalah pengungsi, dan upaya perang bersama melawan semua organisasi teror di tanah Suriah dibahas dalam pertemuan yang konstruktif," ungkap pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia saat itu yang dikutip dari Al Jazeera.

Mereka juga menambahkan Menteri Pertahanan Turki, Rusia, dan Suriah serta Kepala Intelijen di Rusia telah sepakat untuk melanjutkan pertemuan tripartit untuk memastikan stabilitas di Suriah serta kawasan secara keseluruhan.

3. Sejak perang Suriah berlangsung, Turki menjadi pendukung utama oposisi di Suriah

Turki telah menjadi pendukung utama oposisi Suriah sejak dimulainya perang saudara 12 tahun yang lalu dan telah mengirim pasukannya sendiri ke sebagian besar wilayah Suriah bagian utara. Sejak tahun 2016 lalu, Turki telah meluncurkan beberapa serangan ke Suriah bagian utara terhadap Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang dianggapnya sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) cabang Suriah.

PKK telah berperang melawan Turki sejak tahun 1984 lalu dan merupakan kelompok yang dianggap "teroris" oleh Turki, AS, dan Uni Eropa. Operasi melawan YPG telah memungkinkan Turki untuk mengontrol wilayah di sepanjang perbatasan Suriah-Turki. Bahkan, Erdogan sempat menyebut al-Assad sebagai teroris pada tahun 2017 lalu di mana sebelumnya pernah memiliki hubungan yang baik sebelum tahun 2011 lalu.

Rekonsiliasi yang diperdebatkan telah membuat khawatir para pemimpin dan pendukung oposisi Suriah, yang sebagian besar tinggal di beberapa bagian negara yang dilanda perang di bawah kendali tidak langsung Turki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us