Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Bunuh 153 Warga Palestina di Gaza dalam 24 Jam Terakhir

Potret kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza. (x.com/UNICEFpalestine)
Intinya sih...
  • Genosida Israel menewaskan hampir 53.300 warga Palestina, dengan 153 orang tewas dan 459 lainnya terluka dalam serangan terbaru di Gaza.
  • Militer Israel meluncurkan Operasi Gideon's Chariots untuk memperluas pertempuran di Jalur Gaza, sementara ribuan warga Palestina diperintahkan meninggalkan wilayah Gaza utara.
  • Setengah juta orang di Gaza menghadapi kelaparan karena blokade penuh Israel sejak Maret 2025, yang menyebabkan tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi dan dampak kekurangan gizi pada anak-anak.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 153 orang terbunuh dalam serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir. Sementara, 459 lainnya terluka. Angka tersebut menambah total korban yang terbunuh sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, menjadi 53.272 orang dan 120.673 orang lainnya terluka. 

"Banyak korban masih terjebak dibawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," kata kementerian tersebut pada Sabtu (17/5/2025), dikutip dari Anadolu Agency.

1. Israel luncurkan tahap awal Operasi Gideon's Chariots

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, militer Israel mengatakan telah meluncurkan tahap awal dari apa yang disebutnya Operasi Gideon's Chariots atau Kereta Perang Gideon. Serangan baru itu untuk memperluas pertempuran di Jalur Gaza, yang dimaksudkan untuk mencapai semua tujuan perang. Ini termasuk pembebasan mereka yang diculik dan kekalahan Hamas.

Israel akan memobilisasi semua pasukan untuk mencapai kontrol operasional di wilayah kantong tersebut.

Pada Jumat (16/5/2025), 115 warga Palestina di Gaza tewas saat Israel meningkatkan pemboman di wilayah itu. Lebih dari 100 warga Palestina lainnya juga terbunuh pada Kamis dalam serangan serupa.

2. Ribuan warga Palestina dipaksa meninggalkan Gaza utara

Al Jazeera melaporkan, ribuan warga Palestina telah diperintahkan oleh pasukan Israel untuk meninggalkan wilayah Gaza utara. Warga Palestina di daerah Beit Lahiya, meninggalkan rumah mereka dengan membawa barang-barang penting pada Jumat, setelah gencarnya serangan udara Israel.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), lebih dari 19 ribu warga Palestina telah mengungsi di Gaza sejak 15 Mei 2025. 

"Banyak yang tidak memiliki apa-apa selain pakaian yang mereka kenakan. Tidak ada tempat yang aman di Gaza," kata IOM dalam unggahannya di X.

Selama perang yang dilancarkan Israel, hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi dengan beberapa orang terpaksa mengungsi berkali-kali. Israel semakin banyak mengeluarkan perintah pemindah paksa seiring meningkatnya serangannya di daerah kantong tersebut.

3. Ribuan anak di Gaza menghadapi kekurangan gizi

Imbas serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, warga Gaza menghadapi kelaparan hampir tiap harinya. WHO menyerukan akses segera untuk bantuan kemanusian. (x.com/Tedros Adhanom Ghebreyesus)

Setengah juta orang di Gaza atau satu dari lima warga Palestina menghadapi kelaparan. Menurut laporan terbaru oleh Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) PBB, seluruh populasi lainnya menderita tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi.

Sejak 2 Maret 2025, Israel telah memblokir semua makanan, air, dan obat-obatan memasuki Gaza. IPC memperingatkan bahwa antara sekarang hingga Maret 2026, hampir 71 ribu anak di bawah usia lima tahun akan menderita kekurangan gizi akut. Ini termasuk 14.100 anak yang menghadapi kasus kekurangan gizi parah.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejak blokade penuh Israel, setidaknya 57 anak telah meninggal akibat dampak kekurangan gizi. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap blokade berkelanjutan Israel terhadap bahan makanan pokok. 

"Lebih dari 9 ribu anak telah dirawat di rumah sakit untuk perawatan kekurangan gizi akut sejak awal tahun," kata PBB.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us