Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Dituding Lebih dari 350 Kali Melanggar Gencatan Senjata

serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Israel melanggar perjanjian gencatan senjata lebih dari 350 kali, membunuh dan melukai warga Palestina.
  • Kantor media pemerintah Gaza membantah masuknya karavan untuk pengungsi Palestina, meminta lebih banyak bantuan kemanusiaan.
  • Israel dituduh menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan penting ke Jalur Gaza, termasuk tenda dan karavan. Hamas meminta mediator untuk menekan Israel agar mengizinkan masuknya bantuan.

Jakarta, IDN Times - Kepala kantor media pemerintah di Gaza, Ismail al-Thawabteh mengatakan bahwa Israel telah melakukan lebih dari 350 pelanggaran perjanjian gencatan senjata sejak 15 Januari 2025.

“Pendudukan Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata lebih dari 350 kali sejak ditandatangani, yang secara jelas menunjukkan pelanggaran berkelanjutan terhadap komitmennya dan pembangkangannya terhadap komunitas internasional," kata Thawabteh dalam sebuah pernyataan pada Jumat (21/2/2025), dikutip dari Anadolu.

1. Lebih dari 90 warga Gaza tewas akibat serangan langsung pasukan Israel

Sejak perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada 15 Januari, tentara Israel telah membunuh dan melukai puluhan warga Palestina, baik melalui serangan udara, penembakan langsung ataupun serangan drone. 

Pekan lalu, Direktur Jenderal Kesehatan Gaza, Munir Al-Barsh, mengungkapkan bahwa sedikitnya 118 warga Palestina tewas dan 822 lainnya terluka sejak perjanjian gencatan senjata berlaku pada 19 Januari. Dari jumlah tersebut, 92 di antaranya meninggal akibat serangan langsung pasukan Israel

Sebelumnya, kelompok Palestina Hamas juga juga melaporkan beberapa pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel, seperti menunda kembalinya para pengungsi ke Gaza utara, menyerang warga Palestina dengan serangan udara dan tembakan, menghalangi masuknya bantuan bantuan tempat tinggal, serta menunda pengiriman kebutuhan medis.

2. Pemerintah Gaza serukan peningkatan bantuan kemanusiaan

Kantor media pemerintah di Gaza, pada Jumat, juga membantah bahwa rumah mobil (karavan) yang diperuntukkan bagi pengungsi Palestina telah memasuki Jalur Gaza. Pihaknya menjelaskan bahwa jumlah unit yang masuk cukup terbatas dan itu hanya diperuntukkan bagi organisasi internasional atau rumah sakit lapangan.

Dilansir dari Anadolu, Ahmed al-Soufi, Walikota Rafah, mengatakan bahwa Israel mengizinkan 15 karavan memasuki Gaza pada Kamis (20/2/2025) melalui penyeberangan Rafah. Kendaraan tersebut dikirimkan ke lembaga internasional dan PBB untuk dijadikan sebagai kantor.

Soufi pun meminta negara-negara yang mensponsori perjanjian gencatan senjata untuk menekan Israel agar mengizinkan lebih banyak karavan, tenda, dan bahan bangunan memasuki Gaza guna menyediakan perlindungan bagi warga Palestina.

"Kami membutuhkan perbatasan Rafah dibuka sepanjang waktu serta masuknya ratusan ribu unit hunian sementara dan bahan konstruksi. Selain itu, perusahaan-perusahaan khusus harus segera memulai operasi pembersihan dan daur ulang puing-puing," tambahnya.

3. Israel dituduh halangi masuknya bantuan penting ke Gaza

Israel telah dituduh menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan penting ke Jalur Gaza, termasuk 200 ribu tenda dan 60 ribu karavan, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata.

Hamas telah beberapa kali meminta mediator untuk menekan Israel agar mengizinkan masuknya karavan dan alat berat yang diperlukan untuk membersihkan puing-puing dan mengevakuasi jenazah korban Palestina.

Dilansir dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa sedikitnya 48.319 orang Palestina telah tewas dan 111.749 lainnya terluka akibat perang genosida Israel di Gaza. Sementara itu, Kantor Media Pemerintah telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi 61.709 orang, dan mengatakan bahwa ribuan orang lainnya yang hilang di bawah reruntuhan diperkirakan meninggal.

Perang ini dimulai setelah kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan sedikitnya 1.139 orang tewas di Israel dan lebih dari 200 lainnya disandera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us