Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Usir Warga Gaza dari Kota Rafah saat Idul Fitri

pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)

Jakarta, IDN Times - Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk penduduk kota Rafah dan sebagian Khan Younis di Gaza selatan pada Senin (1/4/2025).

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengumumkan di media sosial X bahwa tentara akan kembali bertempur dengan kekuatan besar di wilayah tersebut. Warga diperintahkan segera mengungsi ke zona kemanusiaan al-Mawasi di pesisir Gaza.

Perintah evakuasi ini datang setelah Israel melanjutkan operasi militer di Gaza sejak 18 Maret 2025, yang mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan. Penduduk Palestina yang baru kembali ke rumah mereka di Rafah kini terpaksa mengungsi kembali.

Najah Dhahir, penduduk Rafah, mengungsi dengan berjalan kaki bersama bayinya berusia sembilan bulan.

"Kami hanya membawa anak-anak dan barang penting saja. Semua harta benda kami seperti kasur, makanan, dan uang terpaksa ditinggalkan," ujar Dhahir, dilansir France24.

1. Warga Palestina berbondong-bondong meninggalkan Rafah

Rekaman video memperlihatkan barisan panjang warga yang mengungsi dari rumah mereka. Sebagian berjalan kaki atau bersepeda, sementara yang lain mendorong gerobak berisi barang seadanya. Gerobak yang ditarik keledai terlihat bergerak di jalanan berdampingan dengan truk yang dipenuhi selimut, kasur, dan barang rumah tangga lainnya.

Situasi semakin memprihatinkan karena evakuasi ini terjadi bertepatan dengan Idul Fitri. Warga Palestina terpaksa merayakan hari raya dalam ketakutan dan ketidakpastian. Sekitar seperlima wilayah Gaza saat ini tercakup dalam perintah evakuasi. Ini menjadi perintah evakuasi terbesar sejak operasi militer Israel dimulai kembali awal bulan ini.

Ali Mansour, penduduk Rafah lainnya, menceritakan bagaimana ia mengetahui perintah evakuasi.

"Peta dipublikasikan hari ini, seluruhnya berwarna merah, menunjukkan bahwa seluruh Rafah harus dievakuasi. Saya saat ini berjalan kaki, tidak ada transportasi dan saya tidak memiliki ongkos untuk naik mobil," tuturnya. 

2. Pemerintah Palestina kecam perintah evakuasi

Melansir Anadolu Agency, pemerintah Palestina mengecam evakuasi paksa ini. Mereka memperingatkan adanya bahaya serius dari perintah evakuasi ini. Pemindahan internal semacam ini dinilai melanggar hukum internasional.

Badan HAM PBB juga pernah memperingatkan bahwa perintah evakuasi Israel melanggar hukum internasional. Mereka mengkritik Israel yang tidak menyediakan tempat tinggal, sanitasi, dan makanan yang layak bagi para pengungsi.

Israel membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa evakuasi bertujuan melindungi warga sipil dari pejuang Hamas. Mereka menuduh balik Hamas memanfaatkan warga sipil sebagai perisai hidup. Israel juga mengklaim telah berusaha meminimalkan korban sipil, dilansir BBC. 

3. Dampak konflik berkepanjangan di Gaza

Israel sudah pernah melakukan operasi besar di Rafah pada Mei tahun lalu yang menghancurkan sebagian besar wilayah. Puluhan ribu orang sempat kembali ke rumah mereka selama gencatan senjata, tapi kini harus mengungsi lagi.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 50 ribu warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. PBB mencatat 142 ribu orang mengungsi sejak Israel kembali melancarkan serangan pada 18 Maret, dilansir Al Jazeera.

Situasi makin sulit karena Israel memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 2 Maret. Persediaan makanan dan obat-obatan untuk 2,1 juta penduduk Gaza terus menipis. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us