Dua Staf Kedubes Israel Dibunuh, Oposisi Salahkan Netanyahu

- Pemimpin oposisi Israel menyalahkan Netanyahu atas pembunuhan staf kedutaan Israel di AS.
- Netanyahu klaim insiden dipicu antisemitisme, Trump kutuk serangan sebagai tindakan kekerasan antisemit.
- Polisi belum ungkap motif penembakan, terjadi saat kampanye militer Israel di Gaza.
Jakarta, IDN Times - Pemimpin oposisi Israel, Yair Golan, menyalahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para menterinya atas pembunuhan dua staf kedutaan Israel di Amerika Serikat (AS). Menurutnya, sikap dan wacana pemerintah Israel telah mendorong terjadinya insiden tersebut.
"Pemerintahan Netanyahu adalah pemerintahan yang mengobarkan antisemitisme dan kebencian terhadap Israel, dan akibatnya adalah isolasi diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bahaya bagi setiap orang Yahudi di seluruh dunia,” kata Golan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (22/5/2025), dikutip dari Anadolu.
Ketua Partai Demokrat yang berhaluan kiri itu berjanji untuk menggantikan pemerintahan saat ini dan mengembalikan rasa aman bagi seluruh komunitas Yahudi di dunia.
1. Netanyahu sebut penembakan itu sebagai kejahatan antisemit
Dua anggota staf kedutaan Israel tewas akibat penembakan di dekat Capital Jewish Museum di Washington D.C., pada Rabu (21/5/2025) malam. Pelaku, yang beraksi seorang diri, sempat meneriakkan kalimat "Free Palestine" sebelum ditangkap. Ia diidentifikasi sebagai Elias Rodriguez, seorang pria berusia 30 tahun asal Chicago, Illinois.
Netanyahu mengklaim bahwa insiden tersebut dipicu oleh antisemitisme dan hasutan liar terhadap Israel. Ia pun memerintahkan peningkatan keamanan di kedutaan besar Israel di seluruh dunia.
Presiden AS, Donald Trump, turut mengecam serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan kekerasan antisemit.
2. Presiden Israel minta masyarakat tidak politisasi serangan tersebut
Dilansir dari The Times of Israel, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir, Menteri Warisan Amichay Eliyahu, Menteri Urusan Diaspora Amichai Chikli dan sejumlah tokoh lainnya, menyalahkan Yair Golan atas penembakan tersebut. Mereka menilai bahwa pernyataan Golan pekan ini, yang menyebut Israel membunuh bayi sebagai hobi, telah menyemangati para pelaku antisemitisme.
“Fitnah berdarah Yair Golan disuarakan oleh para Nazi dan pembenci Israel di seluruh dunia. Sekarang kita membayar harganya dengan serangan teror mematikan di Washington, dan sejarah mengajarkan bahwa kita akan membayar lebih banyak lagi di masa depan. Yair, darah para staf kedutaan ada di tanganmu dan juga teman-temanmu," cuit Eliyahu pada Kamis pagi.
Sementara itu, Presiden Israel, Isaac Herzog, menyerukan kepada masyarakat Israel agar tidak mempolitisasi penembakan dua staf kedutaan Israel di Washington.
"Saya menyerukan kepada masyarakat Israel: Hentikan saling menyalahkan yang memalukan ini. Saya meminta Anda semua untuk memahami besarnya tanggung jawab Anda saat ini, menahan diri dalam berucap, dan hanya melakukan hal-hal yang memperkuat Negara Israel serta mendukung komunitas Yahudi di seluruh dunia,” tulis Herzog di X.
3. Serangan tersebut patut dikecam apapun ideologi politiknya
Sejauh ini, polisi belum mengungkap motif di balik serangan tersebut. Adapun penembakan itu terjadi ketika Israel tengah melancarkan kampanye militer baru di Gaza sembari terus menerapkan blokade bantuan. Lebih dari 53 ribu warga Palestina telah tewas sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada Oktober 2023.
Mohamad Elmasry, profesor studi media di Institut Studi Pascasarjana Doha, menyatakan bahwa serangan di Washington merupakan tindakan yang mengerikan dan sudah sepatutnya dikecam, apa pun ideologi politiknya.
“Pemerintahan Trump, Israel, dan sebagian pendukung mereka menyebut ini sebagai tindakan antisemitisme dan bisa jadi memang begitu," ungkap Elmasry kepada Al Jazeera.
"Namun, mungkin juga Tuan Rodriguez melakukan aksi kekerasan main hakim sendiri ini terhadap Negara Israel—atau bahwa ia melampiaskan rasa frustrasinya atas genosida (di Gaza) atau kebijakan apartheid Israel kepada staf kedutaan tersebut. Ini adalah perbedaan yang penting, karena jika itu motifnya, maka penanganannya pun memerlukan pendekatan yang berbeda," tambahnya.