Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Luncurkan Operasi Gideon's Chariots ke Gaza

serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Militer Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera.
  • Lebih dari 150 warga Palestina tewas dan 459 terluka dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel di Gaza.
  • Kecaman dari PBB dan organisasi bantuan terhadap serangan yang mengakibatkan ribuan warga Gaza mengungsi tanpa membawa barang pribadi.

Jakarta, IDN Times - Militer Israel telah meluncurkan serangan besar-besaran terbaru di Jalur Gaza yang bertujuan menghancurkan kelompok Hamas dan membebaskan sandera. Serangan ini merupakan tahap awal dari Operasi Kereta Perang Gideon.

"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah meluncurkan serangan besar-besaran dan mengerahkan pasukan untuk merebut wilayah-wilayah strategis di Jalur Gaza, sebagai bagian dari langkah awal Operasi Kereta Perang Gideon dan perluasan kampanye di Gaza, guna mencapai semua tujuan perang di Gaza,” kata militer Israel dalam pernyataan di X pada Jumat (16/5/2024) malam.

Kementerian Kesehatan di Gaza, pada Sabtu (17/5/2025), melaporkan bahwa lebih dari 150 warga Palestina tewas dan 459 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir. Dengan kematian terbaru ini, total korban jiwa akibat serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah melampaui 53 ribu orang.

Operasi Kereta Perang Gideon, yang disetujui oleh kabinet keamanan Israel pada awal Mei, mencakup pengambilalihan Gaza dan pemindahan seluruh warga sipil ke wilayah selatan. Ribuan tentara Israel, termasuk prajurit aktif dan pasukan cadangan, dikerahkan dalam operasi ini.

1. Ribuan warga sipil Gaza terpaksa mengungsi lagi

Kampanye militer terbaru ini memicu kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi bantuan. Mereka memperingatkan bahwa warga sipil menjadi pihak yang paling terdampak oleh serangan yang terjadi.

“Situasi yang dihadapi warga Palestina di Gaza tidak dapat dijelaskan, sangat mengerikan, dan sangat tidak manusiawi. Kebijakan pengepungan dan kelaparan adalah penghinaan terhadap hukum internasional. Blokade terhadap bantuan kemanusiaan harus segera diakhiri," tulis Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, di X.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 19 ribu warga Gaza mengungsi sejak Kamis (15/5/2025) sore.

“Banyak dari mereka tidak membawa apapun kecuali pakaian yang melekat di badan mereka," kata organisasi tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza, dikutip dari Al Jazeera.

2. Harga bahan makanan meningkat tajam

Pada Jumat, Munir Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, mengatakan bahwa ledakan dahsyat terjadi di sekitar rumah sakit, hingga menyebabkan terputusnya sambungan ke alat bantu pernapasan pasien.

Raed Radwan, seorang pengungsi di lingkungan Sheikh Radwan, mengungkapkan bahwa ia merasakan tanah bergetar sejak fajar akibat ledakan di kawasan tersebut.

“Banyak orang yang kemarin tidak bisa melarikan diri karena dashyatnya serangan kini mulai mengungsi,” katanya kepada CNN.

Pria tersebut menjelaskan bahwa harga bahan makanan meroket setelah pengumuman operasi militer. Biaya transportasi pun meningkat tajam seiring dengan banyaknya warga Gaza utara yang bergerak ke wilayah selatan.

"Situasi di Gaza sangat memilukan, di luar bayangan. Sulit untuk dijelaskan. Orang-orang mengungsi hanya dengan pakaian di badan, tanpa bisa membawa barang-barang pribadi apa pun," kata Nael Rahmi warga lingkungan Al-Nasr di Gaza.

3. Kunjungan Trump ke Timur Tengah tidak berhasil mengamankan kesepakatan gencatan senjata

Pengumuman serangan terbaru ini disampaikan ketika Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengakhiri kunjungannya ke Timur Tengah tanpa berhasil mengamankan kesepakatan gencatan senjata.

Sebelumnya pada Jumat, Trump mengakui bahwa banyak orang di Gaza mengalami kelaparan dan mengatakan bahwa AS akan menangani situasi di wilayah tersebut.

“Kami sedang mencermati Gaza. Dan kami akan menangani itu. Banyak orang yang kelaparan," katanya kepada wartawan di Abu Dhabi.

Kunjungan Trump ke Timur Tengah sempat menimbulkan harapan akan tercapainya gencatan senjata atau dimulainya kembali penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun kenyataannya, serangan Israel dalam 72 jam terakhir justru meningkat tajam, mendekati level pada awal serangan Israel setelah runtuhnya gencatan senjata pada Maret, dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us