Israel Tetap Serang Gaza Meski Sandera Bakal Dibebaskan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Israel dikabarkan tidak akan setuju menyetop serangan di Gaza dengan imbalan pembebasan semua sandera yang tersisa yang kini masih ditahan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Pesan ini disampaikan oleh Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi kepada sejumlah keluarga sandera yang meminta anggota keluarnya segera dibebaskan.
“Perjanjian tahap satu untuk pembebasan para sandera diklasifikasikan berdasarkan alasan kemanusiaan dan sebentar lagi akan tercapai,” kata Hanegbi, dikutip dari Times of Israel, Sabtu (1/6/2024).
“Jika sandera belum dibebaskan dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, kami tidak punya rencana lain. Kami akan terus bertempur di Gaza dan di utara. Dan saat itu baru kami akan meninjau kembali (perjanjian),” tutur dia.
1. Hamas ogah gencatan senjata

Hamas pada Kamis (30/5/2024) mengatakan bahwa pihaknya tak akan melanjutkan upaya negosiasi dengan Israel selama serangan di Rafah terus berlanjut. Pernyataan itu disampaikan kepada pihak mediator, yakni Mesir dan Qatar.
“Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan menerima untuk menjadi bagian dari kebijakan ini dengan melanjutkan perundingan (gencatan senjata) mengingat agresi, pengepungan, kelaparan dan genosida terhadap rakyat kami,” bunyi pernyataan Hamas.
Pernyataan Hamas muncul di tengah kondisi di mana Israel aktif menggempur Rafah, Gaza Selatan. Tindakan Israel itu terus berlangsung meskipun ada desakan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan serangan tersebut.
2. Negosiasi berlanjut jika serangan disetop

Gerakan perlawanan itu mengatakan, pihaknya hanya akan melanjutkan mediasi konflik secara tuntas, termasuk membebaskan tawanan, jika Israel menghentikan perang.
“Hari ini, kami memberi tahu para mediator mengenai posisi kami yang jelas bahwa jika pendudukan menghentikan perang dan agresi terhadap rakyat kami di Gaza, kesiapan kami adalah mencapai kesepakatan lengkap yang mencakup kesepakatan pertukaran komprehensif,” tambah pernyataan itu.
3. Serangan ke Rafah masih berlanjut

Israel kini menjadikan Rafah sebagai pusat serangannya. Wilayah ini menjadi tempat penampungan terakhir bagi para pengungsi di Jalur Gaza.
Serangan Israel di Rafah yang dimulai sejak awal Mei telah menuai kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia. Beberapa negara seperti Mesir mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika kebiadaban itu terus berlanjut.
Mesir selama ini telah menjadi mediator konflik antara Hamas dan Israel. Di samping itu, Mesir juga semakin vokal dalam mengkritik serangan Israel di Gaza.