Janji Hancurkan Houthi, Trump Peringatkan Iran untuk Hentikan Bantuan

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali memperingatkan Iran untuk menghentikan dukungannya terhadap Houthi. Ia berjanji bahwa kelompok pemberontak di Yaman tersebut akan dihancurkan.
Trump mengatakan bahwa Teheran telah mengurangi dukungannya terhadap Houthi, namun negara itu masih mengirimkan bantuan dalam jumlah besar.
“Iran harus menghentikan pengiriman pasokan ini segera. Biarkan Houthi bertarung sendiri,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya pada Rabu (19/3/2025).
"Bagaimanapun juga, mereka akan kalah, tetapi dengan cara ini mereka akan kalah lebih cepat. Kerusakan luar biasa telah ditimbulkan terhadap barbar Houthi, dan lihat bagaimana kondisinya akan semakin memburuk, ini bahkan bukan pertarungan yang seimbang, dan tidak akan pernah. Mereka akan dimusnahkan sepenuhnya!" tambahnya.
1. Lebih dari 50 orang tewas akibat serangan AS di Yaman
Sebelumnya pada Rabu, Houthi melaporkan bahwa pesawat tempur AS kembali meluncurkan serangan baru di wilayah utara dan barat Yaman.
Sementara itu, juru bicara militer kelompok tersebut, Yahya Saree, mengumumkan bahwa kelompoknya telah menargetkan kapal induk USS Harry Truman di Laut Merah dengan beberapa roket dan drone. Namun, Washington membantah klaim tersebut.
Dilansir dari Anadolu, AS telah melancarkan lebih dari 60 serangan di Yaman sejak Sabtu (15/3/20205), menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai puluhan lainnya. Pada Rabu malam, Houthi melaporkan bahwa 16 anggotanya tewas akibat serangan udara AS.
Sejak akhir 2023, Houthi telah menyerang kapal-kapal di perairan Laut Merah dan sekitarnya serta menembakkan rudal ke Israel. Mereka mengaku melakukan serangan tersebut demi menekan pemerintah Israel agar mengakhiri perang di Gaza.
Serangan sempat terhenti setelah Israel dan kelompok Palestina, Hamas, mengumumkan gencatan senjata pada Januari. Namun, Houthi mengancam akan melanjutkan serangan setelah Israel memblokir seluruh bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 2 Maret.
2. Trump ancam lakukan pembalasan ke Iran jika tidak kendalikan Houthi
Meskipun Houthi, yang dikenal secara resmi sebagai Ansar Allah, bersekutu dengan Iran, tidak jelas sejauh mana mereka bergantung pada dukungan Iran atau apakah Teheran dapat memerintahkan mereka untuk menghentikan serangan.
Trump sendiri memandang kelompok itu sebagai perpanjangan tangan pemerintah Iran. Ia sebelumnya mengancam akan membalas Iran jika negara itu gagal mengendalikan Houthi.
"Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi, mulai saat ini, akan dianggap sebagai tembakan yang berasal dari senjata dan kepemimpinan IRAN. IRAN akan dimintai pertanggungjawaban dan menanggung konsekuensinya, yang akan sangat fatal," kata Trump pada Sabtu, saat kampanye pemboman terbaru AS dimulai.
3. Houthi bertekad lanjutkan serangan sampai Israel hentikan perang di Gaza
Sementara itu, Houthi mengabaikan ancaman dan serangan udara AS. Mereka bersumpah akan terus melanjutkan serangan mereka sampai Israel mengakhiri agresinya di Gaza.
“Angkatan Bersenjata Yaman menegaskan bahwa agresi AS tidak akan menghalangi Yaman yang gigih dan berjuang untuk memenuhi kewajiban agama, moral, dan kemanusiaannya terhadap rakyat Palestina,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan pada Selasa (18/3/2025), dikutip dari Al Jazeera.
"Mereka menegaskan bahwa mereka akan meningkatkan operasi militer terhadap musuh Zionis kecuali agresi brutal di Gaza berhenti dan blokade dicabut," tambahnya.
Trump telah memasukkan Houthi ke dalam daftar organisasi teroris asing pada awal masa kepemimpinannya tahun ini. Sebelumnya, pemerintahan Presiden Joe Biden menggolongkan kelompok tersebut sebagai "teroris global yang ditetapkan secara khusus", sebuah kategori dengan tingkat pembatasan yang lebih ringan.