Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jelang Akhir Tahun, Kamboja-Thailand Saling Serang Lagi

Kamboja-Thailand Saling Serang Lagi
Wilayah pelintasan perbatasan Kamboja dan Thailand. (commons.wikimedia.org/Jorge Láscar)
Intinya sih...
  • Thailand melancarkan serangan udara di perbatasannya dengan Kamboja, menekan tembakan pendukung yang terus berlanjut.
  • Bentrokan baru terjadi pada Senin dini hari setelah pertempuran berlanjut hingga Minggu, menyebabkan satu korban tewas dan empat luka-luka awal.
  • Sengketa perbatasan telah meletus menjadi perang lima hari pada bulan Juli, sebelum kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh AS dan Malaysia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Thailand melancarkan serangan udara di sepanjang perbatasannya yang disengketakan dengan Kamboja. Serangan ini kembali terjadi usai kedua negara saling menuduh melanggar perjanjian gencatan senjata.

Juru bicara militer Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, pada Senin (8/12/2025) mengatakan, Thailand mengerahkan aset udara untuk menyerang target militer Kamboja di beberapa lokasi. Serangan ini dilakukan guna menekan tembakan pendukung yang terus berlanjut.

Mayor Jenderal Withai mengatakan bentrokan baru terjadi pada Senin dini hari setelah pertempuran berlanjut hingga Minggu.

"Sekitar pukul 05.05 (06.05 waktu Singapura), pasukan Kamboja melepaskan tembakan dengan senjata ringan dan senjata api tidak langsung di wilayah Chong An Ma, distrik Nam Yuen, provinsi Ubon Ratchathani," ujar Withai, dilansir dari Channel News Asia.

"Pasukan Thailand merespons sesuai dengan aturan keterlibatan dengan menggunakan senjata ringan dan senjata api tidak langsung,” lanjut dia.

Menurut Mayor Jenderal Winthai, militer Thailand menerima laporan tentara Thailand telah terkena tembakan pendukung, yang mengakibatkan satu korban tewas dan empat luka-luka awal dan dukungan evakuasi bagi warga sipil telah diaktifkan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, mengatakan pasukan Thailand melancarkan serangan terhadap pasukan Kamboja di provinsi perbatasan Preah Vihear dan Oddar Meanchey pada Senin pagi. Namun, ia menambahkan Phnom Penh tidak membalas.

"Perlu dicatat bahwa serangan ini terjadi setelah pasukan Thailand terlibat dalam berbagai tindakan provokatif selama berhari-hari  dengan tujuan memicu konfrontasi," tambahnya.

Sengketa perbatasan telah meletus menjadi perang lima hari pada bulan Juli, sebelum kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Trump menyaksikan penandatanganan kesepakatan gencatan senjata yang diperluas antara kedua negara di Kuala Lumpur pada Oktober.

Setidaknya 48 orang tewas dan diperkirakan 300.000 orang mengungsi sementara selama bentrokan bulan Juli, dengan kedua negara tetangga saling tembak-menembakkan roket dan artileri berat.

Namun, setelah ledakan ranjau darat bulan lalu yang melukai salah satu tentaranya, Thailand mengatakan akan menghentikan implementasi pakta gencatan senjata dengan Kamboja.

Di Thailand, lebih dari 385.000 warga sipil di empat distrik perbatasan sedang dievakuasi, dengan lebih dari 35.000 orang telah ditampung di tempat penampungan sementara, kata militer Thailand.

Thailand dan Kamboja telah selama lebih dari satu abad memperebutkan kedaulatan di titik-titik yang tidak dibatasi di sepanjang perbatasan darat mereka sepanjang 817 km, yang pertama kali dipetakan pada 1907 oleh Prancis ketika negara itu memerintah Kamboja sebagai koloni.

Ketegangan yang membara terkadang meledak menjadi pertempuran kecil, seperti baku tembak artileri selama seminggu pada tahun 2011, meskipun ada upaya untuk menyelesaikan klaim yang tumpang tindih secara damai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
Delvia Y Oktaviani
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

Menkomdigi Akui Layanan Komunikasi di Aceh Tersendat Akibat Listrik

08 Des 2025, 14:42 WIBNews