Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kabar Baik! Putin Siap Berdialog dengan Barat untuk Mencegah Perang

Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev)

Jakarta, IDN Times – Presiden Vladimir Putin memberikan sinyal bahwa Moskow siap menempuh jalur diplomasi untuk mengakhiri krisis Ukraina-Rusia. Putin mengatakan bahwa upaya diplomatik harus lebih diintensifkan.

Pernyataan itu disampaikan Putin usai berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui telepon pada Minggu (20/2/2022). Percakapan terjadi selang dua minggu Macron menemui Putin di Moskow, yang disusul pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev keesokan harinya.

Pada saat yang sama, Putin bersikukuh bahwa ketegangan di Eropa timur disebabkan oleh NATO yang membawa senjata modern ke Ukraina. Sehingga, pasukan Ukraina memiliki opsi untuk menempuh jalur militer untuk menghadapi separatis di wilayah timur negara itu.

“Akibatnya, warga sipil harus mengungsi ke Rusia untuk menghindari penembakan yang semakin intensif menderita,” kata Kremlin dalam siaran persnya, dikutip dari Al Jazeera.

1. Kelompok Normandia bisa diaktifkan kembali

Ilustrasi Kremlin, Rusia (unsplash.com/Michael Parulava)

Putin dan Macron meyakini, solusi damai bisa terealisasi asalkan semua negara pemilik kepentingan ikut terlibat dalam diplomasi, termasuk Prancis, Rusia, Jerman, dan Ukraina yang kemudian membentuk kelompok negosiasi Normandia.

“Para presiden (Putin dan Macron) percaya bahwa penting untuk mengintensifkan upaya menemukan solusi melalui cara-cara diplomatik,” tambah Kremlin.

Pada pembicaraan itu, Putin menyampaikan bahwa negara-negara Barat harus memberikan tanggapan konkret soal jaminan keamanan yang diajukan Moskow Desember lalu, yaitu untuk membatasi peran NATO dan sekutu Barat di Eropa timur dan negara pecahan Uni Soviet.

2. Banyak pihak yang mempertanyakan itikad baik Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev)

Analis militer Rusia, Pavel Felgenhauer, menuturkan bahwa Kremlin telah menyiagakan pasukannya untuk mengambil keputusan militer. Di sisi lain, dia menyoroti iklim politik yang tidak kondusif di tengah upaya Macron sebagai mediator damai Rusia-Ukraina.

“Macron sedang mencoba melakukan sesuatu, tetapi masalahnya adalah dia tidak bisa benar-benar menekan Rusia jika tidak mau melakukannya, dan dia juga tidak bisa menekan AS. Jadi mediasinya agak kurang mumpuni,” kata Felgenhauer.

Sementara itu, pejabat Uni Eropa mempertanyakan itikad Rusia dalam memilih jalur diplomatik. Pasalnya, pernyataan itu disampaikan ketika Rusia masih melanjutkan aktivitas militer di Belarus dan belum ada tanda-tanda pasukan Rusia di perbatasan Ukraina meninggalkan posnya.

“Pertanyaan besarnya sama, apakah Kremlin menginginkan dialog? Kami tidak dapat selamanya menawarkan jalur damai, di saat yang sama Rusia melakukan uji coba rudal dan terus menumpuk pasukan,” kata Presiden Dewan Eropa, Charles Michel.

3. Biden siap bertemu dengan Putin kapan saja

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. twitter.com/KremlinRussia_E; twitter.com/POTUS

Pemimpin Rusia-Ukraina juga sepakat untuk mengupayakan pertemuan tingkat tinggi, dengan tujuan menentukan blueprint perdamaian dan keamanan baru di Eropa.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden turut bersedia bertemu dengan Putin kapan saja, demi mencegah perang di Ukraina.

"Sampai tank benar-benar meluncur dan pesawat terbang, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit yang ada, kami harus melihat apakah diplomasi masih dapat menghalangi Presiden Putin untuk meneruskan ini," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken, kepada CNN.

Pekan lalu, Blinken mengatakan bahwa dia berencana menemui Menlu Rusia Sergey Lavrov. Blinken siap untuk bertemu dengan Lavrov sepanjang tank belum melintasi perbatasan Ukraina.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us