Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kabur dari Online Scam, 97 WNI Terlibat Kerusuhan di Kamboja

WhatsApp Image 2025-10-20 at 16.43.35.jpeg
Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab, Judha Nugraha. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • 86 WNI diamankan di kantor polisi, 11 lainnya dirawat di rumah sakit
  • 4 WNI diduga terlibat kekerasan, puluhan lainnya menunggu pemeriksaan
  • Kasus online scam meluas ke 10.000 kasus, Kemlu perkuat kerja sama lintas negara
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI angkat bicara soal insiden kerusuhan yang melibatkan 97 warga negara Indonesia (WNI) di Chrey Thum, Provinsi Kandal, Kamboja, pada 17 Oktober 2025. Kerusuhan itu terjadi setelah para WNI berusaha melarikan diri dari tempat kerja mereka, yang diketahui merupakan lokasi online scam.

Menurut laporan KBRI Phnom Penh, sebagian besar dari mereka merupakan korban perekrutan kerja ilegal yang dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi, namun justru dijebak dalam aktivitas penipuan online. Saat berupaya kabur, para WNI sempat bentrok dengan petugas keamanan perusahaan, hingga menyebabkan kerusuhan besar di area tersebut.

Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI, Judha Nugraha menjelaskan, total ada 97 orang yang terlibat dalam insiden tersebut. Dari jumlah itu, 86 orang diamankan di kantor polisi Kota Chrey Thum, dan 11 lainnya dirawat di rumah sakit terdekat akibat luka-luka.

“Dapat kami sampaikan, dari 97 WNI yang terlibat dalam kerusuhan tersebut, 86 berada di kantor polisi Kota Chrey Thum, dan 11 dirawat di rumah sakit,” kata Judha di Jakarta, Senin (20/10/2025).

Kemlu juga membenarkan, terdengar suara tembakan selama kerusuhan berlangsung, namun dipastikan tidak ada WNI yang meninggal dunia.

“Kami dengar memang ada suara tembakan, tapi tidak ada warga kita yang meninggal,” ujar Judha.

1. Empat WNI ditangkap, diduga terlibat kekerasan

28 WNI yang diselamatkan dari perusahaan online scam Kamboja. (Dok. Kemlu RI)
28 WNI yang diselamatkan dari perusahaan online scam Kamboja. (Dok. Kemlu RI)

Dari 86 WNI yang ditahan, empat orang diduga terlibat dalam tindak kekerasan terhadap sesama pekerja selama kerusuhan terjadi. Saat ini, mereka masih menjalani pemeriksaan oleh aparat kepolisian setempat.

“Empat orang sedang diperiksa karena diduga terlibat kekerasan terhadap sesama WNI,” ungkap Judha.

Sementara itu, puluhan WNI lainnya tengah menunggu hasil pemeriksaan. Jika tidak terbukti bersalah, Kemlu berharap mereka bisa segera dipulangkan ke Indonesia.

“Kami berharap jika pemeriksaan membuktikan tidak ada keterlibatan pidana, mereka bisa segera kembali ke Tanah Air,” ujarnya.

Sebagai langkah tanggap darurat, KBRI Phnom Penh telah memberikan bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan sanitasi kepada para WNI yang diamankan di kantor polisi. Otoritas Provinsi Kandal juga telah menyatakan komitmennya untuk memindahkan para WNI ke detensi imigrasi di Phnom Penh, sebelum akhirnya dideportasi ke Indonesia.

Kemlu menegaskan akan terus mengawal proses hukum dan pemulangan para WNI bersama pihak berwenang di Kamboja.

“Kami terus berkoordinasi agar hak-hak mereka tetap terlindungi,” kata Judha.

2. Kasus online scam terus meluas

Direktur PWNI dan BHI Kemlu RI, Judha Nugraha bahas proses pemulangan WNI yang dikeluarkan dari Myanmar. (Dok. Kemlu RI)
Direktur PWNI dan BHI Kemlu RI, Judha Nugraha bahas proses pemulangan WNI yang dikeluarkan dari Myanmar. (Dok. Kemlu RI)

Kemlu mencatat, kasus WNI yang terjebak dalam sindikat penipuan online terus meningkat secara signifikan sejak 2020. Hingga kini, jumlahnya telah mencapai lebih dari 10 ribu kasus.

Judha menjelaskan, awalnya sebagian besar kasus hanya terjadi di Kamboja, namun kini meluas ke sembilan negara lain, termasuk Myanmar, Laos, Filipina, hingga Afrika Selatan, dan Belarus.

Judha menyebut, modusnya hampir sama: pekerjaan palsu dengan iming-iming gaji besar dan fasilitas lengkap, yang ternyata merupakan perbudakan digital dalam operasi penipuan online.

“Kasus seperti ini semakin kompleks karena lintas negara dan melibatkan jaringan kriminal transnasional,” tuturnya.

Kemlu RI terus memperkuat kerja sama dengan negara-negara kawasan serta organisasi internasional untuk mencegah dan menindak sindikat perekrut ilegal.

“Ini bukan hanya soal perlindungan WNI, tapi juga soal memerangi kejahatan lintas batas,” ujar Judha.

Ia menambahkan, insiden di Chrey Thum menjadi pengingat penting bagi masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran kerja luar negeri tanpa kejelasan legalitas.

“Pemerintah sudah berulang kali mengingatkan, jangan berangkat sebelum yakin dokumennya sah dan perusahaan terverifikasi,” katanya.

3. Kemlu tegaskan komitmen lindungi WNI di luar negeri

WhatsApp Image 2025-10-20 at 16.43.36.jpeg
Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab, Judha Nugraha. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Kemlu menegaskan akan terus mengawal proses hukum, kesehatan, dan kepulangan para WNI di Kamboja. Fokus utama saat ini adalah memastikan mereka aman dan tidak mengalami kekerasan tambahan selama proses hukum berjalan.

KBRI Phnom Penh juga telah menyiapkan langkah-langkah pemulangan segera setelah ada keputusan resmi dari otoritas setempat. Judha menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Kamboja atas kerja sama dan fasilitasi selama penanganan kasus ini.

Ia juga menegaskan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat mekanisme pencegahan dan edukasi publik, agar WNI tidak lagi menjadi korban sindikat kejahatan digital.

“Kasus-kasus seperti ini adalah peringatan bagi semua pihak, bahwa perlindungan WNI bukan hanya reaktif, tapi harus juga preventif,” ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in News

See More

Remaja di Bekasi Ditusuk Orang Tak Dikenal Usai Main Futsal

20 Okt 2025, 19:21 WIBNews