Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Terbalik di Kongo, 193 Orang Tewas

ilustrasi kapal (unsplash.com/Paddy Pohlod)
ilustrasi kapal (unsplash.com/Paddy Pohlod)
Intinya sih...
  • Diduga karena kelebihan muatan.
  • Personel angkatan laut dan masyarakat turun tangan
  • Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlanjut, dibantu oleh personel angkatan laut dan relawan masyarakat setempat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 193 orang tewas akibat dua kecelakaan kapal di provinsi Equateur, Republik Demokratik Kongo (DRC). Puluhan lainnya juga dilaporkan hilang.

Kecelakaan pertama terjadi pada Rabu (10/9/2025), ketika sebuah perahu bermotor terbalik di wilayah Basankusu. Sedikitnya 86 orang tewas dan beberapa lainnya hilang. Sebagian besar korban adalah pelajar.

Kemudian, pada Kamis (11/9/2025) malam, sebuah kapal yang membawa hampir 500 penumpang terbakar dan tenggelam di Sungai Kongo, wilayah Lukolela. Sebanyak 209 orang berhasil diselamatkan, sementara 107 orang tewas dan 146 lainnya hilang.

1. Diduga karena kelebihan muatan

Belum jelas apa penyebab kedua kecelakaan tersebut. Namun, media melaporkan bahwa insiden pada Rabu disebabkan oleh muatan yang tidak sesuai dan pelayaran pada malam hari.

Sementara itu, kelompok masyarakat sipil setempat menyalahkan pemerintah atas kecelakaan pada Rabu. Mereka juga mengklaim jumlah korban sebenarnya lebih tinggi dari laporan resmi, dilansir dari Al Jazeera.

2. Personel angkatan laut dan masyarakat turun tangan

Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlanjut pada Jumat (12/9/2025), dengan dibantu oleh personel angkatan laut dan relawan masyarakat setempat. Pihak berwenang berjanji memberikan perawatan medis bagi korban luka, bantuan kepada keluarga yang berduka dan pemulangan korban selamat ke daerah asal atau tujuan mereka.

Dilansir dari DW, kecelakaan semacam ini kerap terjadi di Kongo, di mana transportasi sungai menjadi andalan karena terbatasnya infrastruktur publik. Tahun lalu, sebuah kapal yang membawa ratusan penumpang tenggelam di Danau Kivu dan menewaskan sedikitnya 78 orang.

3. Kapal sering kelebihan muatan dan kurang terawat

Kapal kayu tua banyak digunakan sebagai sarana transportasi utama antar desa. Namun, kapal-kapal tersebut umumnya kurang terawat, sering membawa muatan berlebih, dan jarang menyediakan jaket pelampung bagi penumpang.

Selain itu, banyak kapal juga beroperasi pada malam hari, sehingga menyulitkan upaya penyelamatan saat terjadi kecelakaan. Operasi penyelamatan pun sering terhambat karena minimnya sumber daya dan lokasi kecelakaan yang terpencil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Survei Ipsos Global: Guru, Dokter, Ilmuwan Raih Kepercayaan Tertinggi

15 Sep 2025, 13:29 WIBNews