Kongo Hadapi Wabah Ebola Baru, 15 Orang Tewas

- WHO kirimkan para ahli ke Kasai.
- Wabah Ebola ke-16 yang terjadi di Kongo
- Wabah terakhir terjadi pada April 2022 di Provinsi Equateur dan berlangsung hampir dua bulan.
Jakarta, IDN Times - Republik Demokratik Kongo (DRC) kini menghadapi wabah Ebola baru. Virus mematikan ini muncul di provinsi Kasai, dan diduga telah menewaskan 15 dari 28 orang yang mengalami gejala.
Dilansir dari BBC, keberadaan virus tersebut dikonfirmasi pada perempuan hamil berusia 34 tahun di wilayah Boulapé. Ia dirawat di rumah sakit bulan lalu setelah menunjukkan gejala Ebola, seperti demam tinggi dan muntah-muntah. Ia meninggal beberapa jam kemudian akibat gagal organ. Hasil tes menunjukkan virus jenis Zaire, penyakit yang jarang terjadi tetapi sering berakibat fatal.
“Sejauh ini, laporan sementara menunjukkan 28 kasus dugaan dan 15 kematian, termasuk 14 di Boulapé dan satu di Mweka, serta empat tenaga kesehatan,” kata Samuel-Roger Kamba, Menteri Kesehatan Masyarakat Kongo, pekan lalu.
Ia menambahkan bahwa tingkat kematian akibat virus ini diperkirakan mencapai 53,6 persen.
1. WHO kirimkan para ahli ke Kasai
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa jumlah kasus ini kemungkinan akan terus meningkat. Pihaknya telah mengirimkan para ahli dan Tim Tanggap Cepat Kongo ke provinsi Kasai guna meningkatkan pengawasan penyakit, pengobatan, serta pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan.
Selain itu, WHO juga menyalurkan berbagai perlengkapan, termasuk alat pelindung diri, peralatan laboratorium mobile, dan pasokan medis.
“Berdasarkan pengalaman panjang negara ini dalam menangani wabah penyakit virus, kami bekerja sama erat dengan pihak berwenang kesehatan untuk segera memperluas langkah-langkah respons penting guna mengakhiri wabah sesegera mungkin," kata Mohamed Janabi, Direktur Regional WHO untuk Afrika, dikutip dari Al Jazeera.
2. Wabah Ebola ke-16 yang terjadi di Kongo
Ini merupakan wabah Ebola ke-16 yang melanda Kongo. Wabah terakhir terjadi pada April 2022 di provinsi Equateur dan berlangsung hampir dua bulan. Sebanyak enam orang dilaporkan tewas saat itu. Wabah yang paling mematikan terjadi pada 2018-2020, di mana lebih dari 2 ribu orang tewas.
Menurut WHO, Kongo masih memiliki pasokan pengobatan dari wabah sebelumnya, termasuk 2 ribu dosis vaksin Ervebo, yang efektif untuk melindungi dari jenis Ebola yang kini muncul.
3. Virus Ebola telah membunuh lebih dari 15 ribu orang
Virus Ebola sangat menular dan dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti muntahan, darah, atau air mani. Mereka yang terinfeksi mengalami gejala seperti demam, kelelahan, muntah-muntah dan, dalam beberapa kasus, pendarahan dari mata dan hidung, dilansir dari NY Times.
Virus yang berasal dari kelelawar buah ini pertama kali diidentifikasi pada 1976. Sejak saat itu, Ebola telah memicu serangkaian epidemi di berbagai negara Afrika dan menyebabkan lebih dari 15 ribu orang tewas. Tingkat kematiannya cukup tinggi, bahkan mencapai hingga 90 persen pada beberapa wabah.