Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kartel Narkoba Tanam Ranjau di Aguililla, Michoacan

Kendaraan tentara Meksiko yang masuk ke Aguililla, Michoacan. (twitter.com/HrPelotonmx)

Jakarta, IDN Times - Pasukan khusus dari militer Meksiko sudah diterjunkan ke Aguililla, Michoacan sejak minggu lalu untuk menjinakkan sejumlah ranjau. Hal ini dilakukan menyusul adanya satu korban tewas disebabkan ledakan ranjau yang diduga ditanam oleh pasukan kartel narkoba. 

Negara bagian Michoacan sudah menjadi medan perang antar kartel narkoba yang ingin menguasai wilayah tersebut. Bahkan, kasus kekerasan telah mengakibatkan pemblokiran ekspor avokad dari Michoacan menyusul adanya ancaman kepada petugas AS. 

1. Ranjau telah mengakibatkan seorang petani berusia lanjut tewas

Korban jiwa dalam kasus ledakan ranjau kali ini adalah seorang petani berusia lanjut yang hendak menuju ke ladangnya di Aguililla pada Sabtu (12/2/2022). Petani yang dikenal dengan nama Don Cristobal itu sedang mengendari truk bersama anaknya untuk menjenguk ladangnya. 

Sayangnya, petani itu tewas seketika usai kendaraan yang ditumpanginya melindas ranjau yang terpasang di jalan. Sedangkan, anaknya juga harus dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka parah akibat terkena ledakan. 

Menurut keterangan dari menantu Don Cristobal, ranjau itu memiliki jarak yang sangat dekat dengan ladang milik mertuanya. Selain itu, Don Cristobal diketahui hendak mengunjungi ladangnya yang sudah ditinggalkan selama dua tahun lantaran maraknya kasus kekerasan di area tersebut, dilansir Mexico News Daily

Dikutip El Pais, insiden ini terjadi hanya berselang dua minggu usai kendaraan militer Meksiko terkena ranjau di Aguililla. Kejadian itu mengakibatkan seorang tentara mengalami luka parah dan mendorong penerjunan militer ke wilayah tersebut. 

2. CJNG diduga sudah menanam bahan peledak untuk melawan warga lokal dan kartel rival

Pemerintah menduga CJNG (Cártel de Jalisco Nueva Generación) telah menanamkan ribuan ranjau di 10 wilayah yang ada di Tepalcatepec dan Aguililla. Bahkan, skuad sudah menemukan ratusan alat peledak yang ditanam di sepanjang jalan desa dan ladang pertanian di Aguililla. 

Selain ranjau, tim penjinak bom sudah menemukan alat peledak jarak jauh yang dikontrol dengan radio dan sinyal telefon. Para tentara yang berada di lokasi juga memberikan arahan kepada warga bagaimana mendekati area yang dicurigai sebagai titik penanaman ranjau. 

Sedangkan penggunaan ranjau ini disebut mirip dengan strategi teror yang dilakukan oleh gerilya Kolombia untuk melawan pemerintah. Namun, CJNG diduga menanam ranjau untuk melawan warga lokal dan kartel rival untuk mempertahankan kekuasaannya.

CJNG diketahui telah bertarung dengan geng lokal Los Viagras atau Carteles Unidos untuk menguasai bagian barat Michoacan. Pasalnya, Michoacan merupakan area strategis lantaran memiliki pelabuhan besar dan lokasi utama pertanian avokad dan lemon yang bisa diperas, dikutip Associated Press

3. Militer Meksiko datang ketika CJNG meninggalkan Aguililla

Militer Meksiko yang tiba di Aguililla, Michoacan. (twitter.com/HrPelotonmx)

Sejak awal Februari, pasukan CJNG sudah meninggalkan Aguililla setelah wilayah itu dikepung oleh militer Meksiko. Setelah itu, militer, Guardia Nacional, dan Kepolisian Michoacan sudah mengambil alih kembali area tersebut untuk mengembalikan dan meningkatkan keamanan. 

Penduduk setempat mengaku berterima kasih atas kedatangan militer ke Aguililla yang mampu meningkatkan keamanan dan warga dapat kembali ke rumahnya ataupun kembali bertani. Namun, warga khawatir jika nanti setelah tentara pergi, kondisi keamanan di Aguililla akan kembali terancam, dilaporkan Mexico News Daily

Di sisi lain, Naranjo de Chila yang ada di Aguililla merupakan tempat kelahiran dari pemimpin CJNG, Nemesio Oseguera Cervantes alias El Mencho. Desa itu sudah dikuasai oleh pasukan CJNG selama dua tahun lamanya dan mengakibatkan ratusan warga mengungsi. 

Naranja de Chila diketahui dihuni lebih dari 500 warga, tetapi penduduk desa itu diperkirakan hanya berjumlah kurang dari 200 jiwa. Hal ini lantaran adanya eksodus massal penduduk untuk meminta bantuan kemanusian dan kemungkinan suaka ke Amerika Serikat, dilansir dari DW

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us