Kasus COVID-19 Naik, Paraguay Berlakukan Pembatasan Baru

Asuncion, IDN Times - Pemerintah Paraguay mengumumkan akan memberlakukan pembatasan mobilitas secara besar mulai hari Senin (15/03/2021). Hal ini dilakukan menyusul kian melonjaknya angka penularan kasus COVID-19 di Paraguay belakangan ini.
Sebelumnya sudah terjadi demonstrasi besar di Paraguay untuk memrotes kebijakan Presiden Mario Abdo Benitez yang dianggap tidak bisa mengendalikan kasus COVID-19 dengan baik.
1. Pembatasan akan diberlakukan selama dua minggu
Pada Minggu (14/03/2021) Pemerintah Paraguay melalui menteri kesehatan barunya Julio Borba mengumumkan untuk memberlakukan kebijakan pembatasan baru berskala besar. Pembatasan yang diberlakukan berupa pengaturan jam malam mulai pukul 20.00 hingga 05.00 waktu setempat.
Kebijakan ini akan diberlakukan selama dua minggu mulai hari Senin (15/03/2021) dan akan berakhir tanggal 4 April 2021. Selain itu, pembatasan ini akan diberlakukan di sekitar 23 kota untuk menghentikan kasus penularan COVID-19, dilansir dari Biobio Chile.
2. Akan menutup sekolah dan meningkatkan penjagaan
Melansir dari Biobio Chile, Menteri Pendidikan Paraguay Juan Manuel Brunetti mengumumkan jika kelas tatap muka akan ditutup mulai Kamis depan. Sementara pada hari Senin hingga Rabu, guru akan melakukan pendampingan kepada murid untuk melakukan proses pendidikan jarak jauh.
Sebelumnya sistem pendidikan di Paraguay sejak 2 Maret sudah mengombinasikan kelas virtual dan tatap muka. Di samping itu, Brunetti juga mengucapkan jika kebijakan ini disebabkan adanya kecepatan infeksi pada gelombang kedua COVID-19 ini yang mencapai 2000 kasus per harinya di negara dengan populasi tujuh juta jiwa.
Sedangkan Menteri Dalam Negeri Paraguay Arnaldo Giuzzio juga mengumumkan kontrol tingkat tinggi dan akan menerjunkan polisi, militer dan organisasi sosial. Guizzio juga menyebutkan jika mobilitas akan dibatasi pada jam tertentu mulai pukul 00.00 hingga 05.00, dikutip dari La Nacion.
3. Melonjaknya kasus COVID-19 baru di Paraguay
Paraguay kini tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19 dengan jumlah kasus pada Minggu (14/03/2021) yang mencapai 180.014 kasus positif dan sekitar 3.476 total kematian. Sementara jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit mencapai 1387 dan 349 di antaranya berada dalam perawatan intensif.
Padahal Paraguay sebelumnya sempat menjadi salah satu negara yang berhasil mengendalikan kasus COVID-19 di negaranya pada awal masa pandemik. Namun belakangan ini negara Amerika Selatan tersebut justru menghadapi lonjakan kasus.
Semakin penuhnya rumah sakit mengakibatkan terjadinya kelangkaan pasokan obat-obatan di Paraguay. Bahkan hal ini menyebabkan timbulnya protes dari tenaga kesehatan dan warga untuk meminta mundurnya Presiden Mario Abdo Benitez, dilaporkan dari El Comercio.