Keju dan Daging Eropa Kini Tak Boleh Masuk Inggris, Kenapa?

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Inggris resmi melarang impor pribadi produk daging dan susu dari negara-negara Uni Eropa mulai Sabtu (12/4/2025). Larangan ini berlaku untuk semua wisatawan yang masuk ke Great Britain, termasuk pelancong yang sekadar membawa roti lapis berisi ham atau keju.
Kebijakan ini dikeluarkan setelah meningkatnya kasus penyakit mulut dan kuku (FMD) yang menyebar cepat di Eropa. Inggris mengupayakan langkah pencegahan sebelum virus menular ke peternakan lokal, meskipun belum ada kasus di wilayah tersebut.
“Pemerintah akan melakukan apa pun untuk melindungi petani Inggris dari penyakit mulut dan kuku. Itu sebabnya kami memperkuat perlindungan dengan memberlakukan pembatasan impor pribadi daging dan produk susu untuk mencegah penyebaran penyakit dan melindungi ketahanan pangan Inggris,” kata Menteri Keamanan Pangan dan Urusan Pedesaan Inggris, Daniel Zeichner, dikutip dari Politico, Minggu (13/4/2025).
1. Aturan baru berlaku untuk semua wisatawan ke Great Britain

Wisatawan yang tiba dari negara-negara Uni Eropa kini tak lagi diperbolehkan membawa produk daging dan susu dalam jumlah sekecil apa pun. Larangan ini mencakup daging dari sapi, kambing, domba, babi, serta semua jenis produk susu tanpa pengecualian.
Larangan bahkan berlaku pada makanan yang tampak sederhana seperti sandwich keju atau roti isi ham. Produk yang diproses, dikemas, bahkan yang dibeli di duty-free tetap termasuk dalam barang terlarang.
“Barang-barang ini harus diserahkan di perbatasan atau akan disita dan dimusnahkan. Dalam kasus serius, pelanggar berisiko dikenai denda hingga 5 ribu pound sterling di Inggris,” bunyi pernyataan resmi pemerintah, dikutip dari The Guardian, Minggu (13/4).
2. FMD sebabkan kerugian besar bagi sektor peternakan

FMD adalah penyakit virus yang sangat menular dan menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Walaupun tidak berbahaya bagi manusia, penyakit ini bisa menghancurkan industri peternakan jika tidak diatasi.
Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan Inggris menyebut wabah di Eropa sebagai ancaman besar bagi bisnis peternakan dan kesehatan hewan. Mereka memperingatkan bahwa penyebaran FMD dapat memicu kerugian ekonomi besar serta memutus akses ke pasar ekspor luar negeri.
“Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan akibat penurunan produksi pada hewan yang terinfeksi, serta hilangnya akses ke pasar luar negeri untuk hewan, daging, dan produk susu,” tulis pernyataan mereka.
3. Pemerintah siapkan strategi biosekuriti jangka panjang

Otoritas Inggris tidak hanya mengandalkan larangan impor pribadi. Mereka telah menyiapkan berbagai langkah pencegahan untuk memperkuat ketahanan terhadap ancaman FMD. Pemerintah juga menekankan pentingnya kewaspadaan dari para peternak.
“Rencana darurat yang kuat sudah diterapkan untuk mengelola risiko penyakit ini demi melindungi petani dan ketahanan pangan Inggris,” kata Jorge Martin-Almagro, Wakil Kepala Dokter Hewan Inggris untuk urusan internasional dan perdagangan.
Ia mendorong semua peternak agar siaga terhadap gejala penyakit, menjaga biosekuriti, dan segera melapor ke Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan jika menemukan dugaan FMD.
Presiden Serikat Petani Nasional, Tom Bradshaw, turut mendesak pemerintah agar memperkuat anggaran bagi petugas perbatasan.
“Pemerintah kini harus memastikan penumpang mengetahui aturan baru dan bahwa mereka yang memerangi impor daging ilegal, termasuk Pasukan Perbatasan, memiliki sumber daya yang mereka butuhkan untuk memberantas praktik ini,” kata Bradshaw.