Kemlu: 8 Provinsi di Suriah Siaga 1, 35 WNI di Zona Bahaya

- Kementerian Luar Negeri RI meningkatkan status siaga di sejumlah wilayah di Suriah menyusul konflik yang membara.
- KBRI Damaskus dan perwakilan Indonesia sudah menyiapkan rencana kontinjensi dan evaluasi status siaga untuk WNI di Suriah.
- Ada 35 WNI tinggal di Aleppo dan Hama yang diminta untuk mempersiapkan 'survival bag' serta mengikuti proses evakuasi.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri RI meningkatkan status siaga di sejumlah wilayah di Suriah menyusul adanya konflik yang kembali membara di negara tersebut, sejak pekan lalu.
“Sesuai dengan rencana kontinjensi, KBRI Damaskus di Suriah telah meningkatkan status siaga di sejumlah provinsi di Suriah menjadi Siaga I (tingkat paling tinggi),” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Adapun wilayah yang diberlakukan status Siaga I adalah Aleppo, Idlib, Hama, Hasaka, Dier Zour, Daraa, Raqqa, dan Suwaida. Status sudah berlaku sejak 2 Desember 2024.
“Kawasan Suriah lainnya termasuk ibu kota Damaskus, ada di status Siaga II,” lanjut dia.
1. Ada 1.162 WNI di Suriah, 35 orang di wilayah bahaya

Mengamati perkembangan konflik di Suriah, Judha menambahkan bahwa KBRI Damaskus dan sejumlah perwakilan Indonesia yang berbatasan dengan Suriah sudah menyiapkan rencana kontinjensi dan evaluasi status siaga.
“Ada 1.162 WNI yang tinggal di Suriah dan mereka mayoritas ada di Damaskus dan Hasaka. Dan 35 WNI tinggal di Aleppo dan Hama yang sedang panas,” tuturnya.
2. WNI di Suriah harus segera lapor diri

Terkait situasi keamanan Suriah, Judha mengingatkan para WNI yang belum lapor diri ke KBRI, untuk segera menuntaskan proses lapor diri tersebut serta menjaga komunikasi dengan perwakilan Indonesia.
“WNI diminta untuk mempersiapkan ‘survival bag’ yang berisi dokumen dan benda-benda penting yang bisa dibawa apabila harus mengungsi ke tempat yang aman serta menandatangani pernyataan evakuasi,” ucap Judha.
“Kami juga mengimbau para WNI untuk mengikuti proses evakuasi yang sudah disampaikan perwakilan setempat, jangan ditunda-tunda,” sambungnya.
3. Konflik Suriah membara lagi

Konflik Suriah kembali membara. Dalam sepekan terakhir, kelompok pemberontak merangsek masuk Suriah dan berhasil merebut separuh dari Kota Aleppo. Serangan ini pun termasuk yang pertama kali terjadi lagi sejak 2016.
Suriah telah terlibat perang saudara sejak 2011 dan juga melibatkan sejumlah pihak asing. Adapun kelompok pemberontak yang terlibat adalah Tentara Pembebasan Suriah (FSA), YPG yang terafiliasi dengan PKK Turki serta Islamic State atau ISIS.
Awalnya perang pecah pada awal 2011 di mana para pemberontak melakukan protes terhadap pemerintahan Presiedn Bashar al-Assad dan terus berkembang menjadi perang besar.