Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Penjelajah Inggris 65 Tahun Hilang di Antartika Kini Kembali

image (2).png
Dennis 'Tink' Bell, penjelajah Inggris yang hilang di Antartika lebih dari 65 tahun lalu, akhirnya ditemukan. (Doc. British Antartic Survey)
Intinya sih...
  • Dennis Bell hilang saat bertugas memetakan pulau terpencil di Antartika pada 1959.
  • Sisa jasadnya ditemukan tim ekspedisi Polandia di Gletser Ecology, Pulau King George, setelah 65 tahun.
  • Penemuan sisa jasad Bell membawa kelegaan bagi keluarganya dan kesempatan untuk menghargai kontribusi para penjelajah Antartika.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Sisa-sisa jasad Dennis 'Tink' Bell, penjelajah Inggris yang hilang di Antartika lebih dari 65 tahun lalu, akhirnya ditemukan. Bell, yang meninggal pada usia 25 tahun dalam kecelakaan di gletser pada 1959, ditemukan tim ekspedisi Polandia di Gletser Ecology, Pulau King George, Januari lalu.

Selain tulang belulang, tim juga menemukan jam tangan, radio, pipa, dan sejumlah barang pribadi lain milik Bell. Identifikasi resmi telah dilakukan, mengakhiri puluhan tahun misteri hilangnya sang penjelajah.

“Saya sudah lama menyerah untuk menemukannya. Ini luar biasa, saya tidak bisa percaya,” kata David Bell (86), adik Dennis, kepada BBC News, Selasa (12/8/2025).

1. Hilang saat bertugas memetakan pulau terpencil

Dennis Bell lahir pada 1934, pernah bertugas di Angkatan Udara Inggris (RAF) dan dilatih sebagai ahli meteorologi. Pada 1958, ia bergabung dengan Falkland Islands Dependencies Survey, cikal bakal British Antarctic Survey, untuk dua tahun penugasan di Admiralty Bay, Pulau King George.

Bell dikenal ceria, rajin, dan penuh humor di antara rekan-rekannya. Ia bertugas meluncurkan balon cuaca dan mengirim laporan meteorologi ke Inggris setiap tiga jam. Ia juga menjadi juru masak terbaik di markas dan merawat anjing-anjing husky penarik kereta luncur.

Pada 26 Juli 1959, saat melakukan survei gletser bersama rekannya Jeff Stokes, Bell terperosok ke dalam celah es. Upaya penyelamatan sempat berhasil mengangkatnya hingga ke bibir lubang, namun tali yang diikatkan ke sabuknya putus.

Ia jatuh kembali dan tidak pernah terdengar lagi suaranya. Kondisi musim dingin yang ekstrem membuat jasadnya tak dapat dievakuasi.

2. Perjalanan panjang hingga ditemukan kembali

Penemuan sisa jasad Bell terjadi secara tak terduga, hanya beberapa ratus meter dari Stasiun Arctowski milik Polandia. Tim ilmuwan dari Universitas Łódź dan Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia menemukan tulang-tulang di endapan es dan batu di kaki gletser, serta bagian lain di permukaan es.

Menurut tim, perubahan iklim yang mempercepat pencairan gletser membuat lokasi penemuan berbeda dari titik jatuhnya Bell pada 1959. Pergerakan gletser akibat gravitasi memindahkan es dan jasad Bell selama puluhan tahun.

Barang-barang lain yang ditemukan termasuk potongan tongkat ski bambu, lampu minyak, wadah kaca kosmetik, dan sisa tenda militer.

“Setiap upaya kami lakukan agar Dennis bisa pulang,” kata tim peneliti dalam pernyataan resmi.

3. Penutup duka enam dekade

Bagi David Bell, penemuan ini membawa kelegaan meski juga mengingatkan kembali luka lama. “Saya hanya sedih orang tua kami tidak bisa melihat hari ini,” ujarnya.

David dan saudara perempuannya, Valerie, berencana memakamkan Dennis di Inggris dalam waktu dekat.

Rod Rhys Jones, Ketua British Antarctic Monument Trust, menyebut penemuan ini sebagai kesempatan untuk kembali menghargai kontribusi para penjelajah awal Antartika. Sejak 1944, tercatat 29 orang meninggal saat bekerja di wilayah tersebut.

“Dia akhirnya pulang,” kata David.

“Ini luar biasa. Kami akan bertemu lagi, meski dengan cara yang tak pernah kami bayangkan,” tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us