Korban Sekte Sesat di Kenya 201 Orang, Anak-anak Dibunuh Lebih Awal

Jakarta, IDN Times - Korban sekte sesat di Kenya terus bertambah hingga 201 orang. Laporan terbaru, menemukan bahwa anak-anak menjadi sasaran pertama yang menjadi korban, yang dibiarkan mati kelaparan oleh sekte hari kiamat itu, dilansir BBC.
Titus Katana, seorang mantan wakil pengkhotbah sekte mengatakan anak-anak dibunuh terlebih dahulu, dengan cara diperintahkan berpuasa di bawah sinar matahari agar mereka mati lebih cepat.
"Perempuan dan laki-laki selanjutnya mengikuti rencana bunuh diri," kata Katana kepada The New York Times.
1. Ada 12 mayat anak-anak ditemukan dalam satu kuburan
Dilansir BBC, Katana menjelaskan kepada Sunday Times dugaan perlakuan brutal terhadap anak-anak. Dia mengatakan mereka dikurung di gubuk selama lima hari tanpa makanan atau air.
"Kemudian mereka dibungkus dengan selimut dan dikubur, bahkan yang masih bernafas," kata mantan pengkhotbah yang membantu polisi dalam penyelidikan tersebut.
Para pengikut sekte dibuat percaya mereka akan mencapai surga lebih cepat jika mereka mati kelaparan. Jumlah korban bertambah setelah otoritas setempat menemukan 22 jenazah lagi di Hutan Shakahola, bagian tenggara negara tersebut, pada Sabtu (13/5/2023).
“Tim forensik kami berhasil menggali 22 jenazah hari ini, tetapi kami belum melaporkan adanya penyelamatan," kata Komisaris Regional, Rhodah Onyancha, kepada wartawan sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, pada Jumat (12/5/2023), otoritas setempat menggali 29 mayat, termasuk 12 anak ditemukan dalam satu kuburan. Kasus tersebut telah mengejutkan warga Kenya.
Laporan The South African menyebutkan bahwa penyebab kematian yang dialami korban diduga karena mereka kelaparan. Sementara itu, ahli patologi pemerintah Johansen Oduor menuturkan bahwa beberapa korban, termasuk anak-anak dicekik, dipukuli atau mati lemas.
2. Sebanyak 26 tersangka telah ditangkap dalam kasus ini
Dalam kasus ini, Rhodah mengatakan pihaknya telah menahan satu tersangka lainnya. Dengan demikian, total tersangka yang telah ditahan aparat kepolisian setempat 26 orang.
Hingga kini, aparat kepolisian setempat masih mencari ratusan orang yang masih dilaporkan hilang setelah menjadi korban sekte sesat, Paul Nthenge Mackenzie. Sepanjang pekan ini, pihak berwenang telah menggali kuburan dangkal yang tersebar di hutan.
Paul merupakan sopir taksi yang menjadi pengkhotbah dan dituduh menghasut pengikutnya mati kelaparan 'untuk bertemu Yesus'.
3. Pemimpin Sekte adalah pemimpin gereja
Pengadilan Kenya telah menolak memberikan jaminan kepada Paul Mackenzie. Diketahui, Paul juga merupakan seorang pemimpinGereja Good News International.
Dalam perkara ini, Paul dituduh memerintahkan pengikutnya, termasuk anak-anak mereka, kelaparan sampai tewas sehingga mereka dapat pergi ke surga dan bertemu Yesus sebelum kiamat tiba.
Untuk mendalami kasus ini, Presiden William Ruto membentuk komisi penyelidikan atas kasus tersebut. Dia juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk meninjau kembali peraturan yang mengatur badan-badan keagamaan.