Korban Tewas di Gaza Meningkat Jadi 11.675 Orang!

Jakarta, IDN Times - Serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu belum berhenti hingga sekarang. Per hari ini, setidaknya 11.675 orang telah tewas di Jalur Gaza.
Dilansir Wafa Agency pada Sabtu (18/11/2023), Kementerian Kesehatan Palestina juga merilis bahwa ada lebih dari 32 ribu orang yang terluka selama agresi Israel ini.
Kemenkes Palestina juga mengungkapkan bahwa ada kendala dalam memperbaharui data korban-korban karena terputusnya akses internet di Gaza sejak kemarin.
1. Layanan telepon dan internet terputus total di Gaza

Semua layanan telepon dan internet di seluruh Jalur Gaza telah terputus, yang menyebabkan 2,3 juta penduduknya terputus dari dunia luar dan satu sama lain. Hal ini disampaikan perusahaan telekomunikasi Palestina, Jawwal dan Paltel.
"Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak berfungsi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk," kata perusahaan-perusahaan tersebut.
Mereka telah memperingatkan sehari sebelumnya, bahwa Gaza menghadapi pemadaman listrik total karena kurangnya bahan bakar untuk mengoperasikan pusat data utama dan saklar. Perusahaan mengatakan elemen dasar jaringan telah mengandalkan baterai sejak Rabu sore.
2. RS Indonesia di utara Gaza sudah tidak beroperasi karena kehabisan BBM

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara, dilaporkan sudah tidak berfungsi sama sekali karena kurangnya pasokan BBM. Padahal, jumlah pasien yang datang terus meningkat di tengah gempuran Israel di wilayah utara.
Rekaman dari rumah sakit yang ditunjukkan Al Jazeera memperlihatkan, ratusan warga Palestina terpaksa duduk di lorong rumah sakit karena kurangnya ruangan perawatan.
“Kami tidak bisa memberikan layanan lagi ke pasien, tempat tidur pun sudah tidak ada,” kata Direktur RS Indonesia, Atef al-Kahlout, kemarin.
3. DK PBB minta jeda kemanusiaan di Gaza

Sebelumnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan adanya jeda dan koridor kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza.
Jeda kemanusiaan ini ditujukan untuk pengiriman bantuan dan evakuasi medis selama serangan Israel ke Gaza.
Resolusi tersebut diusulkan Malta, yang juga menyerukan adanya koridor kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza selama beberapa hari untuk melindungi warga sipil, terutama anak-anak.
Resolusi DK PBB pada dasarnya cukup mengikat, namun selama ini tidak ada satu pun resolusi soal perdamaian Palestina yang dipatuhi oleh Israel.