Korsel-AS Tekankan Peran China dalam Denuklirisasi Korut

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) akan terus secara terbuka meminta China untuk mendukung upaya mereka dalam denuklirisasi Korea Utara (Korut). Hal ini disampaikan oleh Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink, pada Rabu (21/6/2023) di Seoul.
Lawatan Kritenbrink ke Negeri Ginseng adalah untuk bertemu dengan beberapa pejabat Korsel, yakni Wakil Menteri Luar Negeri Pertama, Chang Ho-jin, dan Wakil Menteri Luar Negeri, Choi Young-sam, guna memberikan pengarahan soal kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang baru-baru ini menggelar pembicaraan dengan Beijing, dilansir Arirang.
1. Peran China untuk kembalikan Korut ke meja perundingan
Kritenbrink juga mengatakan bahwa China memiliki kapasitas dan tanggung jawab untuk menggunakan pengaruhnya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, dalam mendorong Pyongyang kembali ke meja perundingan. Serta, mendorong rezim yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut untuk menghentikan tindakan provokatifnya.
Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan, bahwa pelucutan senjata nuklir serta penghentian agresi Pyongyang merupakan kepentingan bersama China dan komunitas inernasional. Seoul dan Washington akan terus meminta Beijing untuk memainkan peran konstruktif, dilansir Korea Herald.
AS juga akan terus berkomitmen dengan pejabat tinggi China untuk menahan diri dari segala bentuk potensi konflik. Disamping itu, AS-Korsel juga membahas kebijakan diplomatik terkait China.
2. Bahas hasil pertemuan Washington dengan Beijing, hingga isu regional dan global

Dalam kunjungannya, Kritenbrink tidak hanya akan menyampaikan hasil rinci pertemuan Blinken dengan Menteri Luar Negeri China, Qing Gang, tetapi juga dengan pejabat tinggi kebijakan luar negeri, Wang Yi, hingga Presiden Xi Jinping.
Sebelumnya, jelang lawatannya ke China, Washington telah berjanji kepada sekutu Asia Timurnya tersebut untuk membagikan hasil kunjungannya melalui Kritenbrink, dikutip dari KBS World.
Tidak hanya membahas mengenai Pyongyang dan Beijing, AS dan Korsel juga berdiskusi berbagai masalah regional hingga global, serta mengharapkan pertemuan yang produktif. Kedua belah pihak juga akan bersama-sama memajukan hubungan dengan Negeri Tirai Bambu.
3. Korea Utara dan program nuklirnya

Korut telah menentang sanksi PBB terkait program nuklir dan misilnya, di mana baru-baru ini China dan Rusia memblokir upaya AS di dalam DK PBB untuk memberikan sanksi kepada Pyongyang atas provokasi berulangnya.
Akhir pekan lalu, Pyongyang berjanji untuk terus memajukan rencananya dalam meluncurkan satelit pengintaian militer, kendati mengalami kegagalam dalam uji coba pertama bulan lalu. AS dan sekutunya mencurigai upaya Korut tersebut sebagai kedok guna uji coba rudal balistik, mengingat Pyongyang menggunakan teknologi yang sama.