Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel Lancarkan Serangan Balasan Usai Korut Ledakkan Perbatasan

Bendera Korea Selatan (unsplash.com/Paran Koo)

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan mengumumkan bahwa militer mendeteksi ledakan di dua jalan yang menghubungkan negara itu dengan Korea Utara pada Selasa (15/10/2024). Insiden ini terjadi di tengah memburuknya hubungan kedua negara setelah serangkaian ketegangan lintas batas.

Dalam pernyataannya, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) menyebutkan bahwa pasukan Korea Utara meledakkan bahan peledak di jalur Gyeongui dan Donghae, yang kemungkinan untuk memblokir jalan penghubung.

Selain itu, peralatan berat juga telah dikerahkan oleh pasukan Korea Utara untuk operasi lebih lanjut.

1. Penutupan jalan Gyeongui dan Donghae

Ledakan yang terdeteksi terjadi di dua jalur penting, Gyeongui dan Donghae, yang masing-masing menghubungkan Paju, Korea Selatan, dengan Kaesong, Korea Utara, serta sepanjang pantai timur semenanjung Korea.

Jalur ini sebelumnya berfungsi sebagai penghubung utama bagi kedua negara, namun telah ditutup secara efektif oleh Korea Utara.

Seoul telah memberikan peringatan sebelumnya bahwa Pyongyang tampaknya bersiap untuk menghancurkan jalan tersebut. Langkah ini dianggap sebagai upaya Korea Utara untuk mengisolasi diri dan memperkuat pertahanan di sepanjang perbatasan.

Juru bicara JCS, Lee Sung-jun, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau aktivitas Korea Utara secara ketat.

“Kami akan membalas dengan jika Korea Utara melakukan provokasi, dalam kerangka hak kami untuk membela diri,” ujar Lee.

2. Respons Korsel dan meningkatnya ketegangan

Sebagai respons atas ledakan tersebut, Korea Selatan melakukan tembakan balasan di daerah selatan Garis Demarkasi Militer. Seoul juga telah memperkuat pengawasan dan siaga, bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat yang berada di Korea Selatan untuk memastikan kesiapan penuh.

Ketegangan antara kedua negara telah meningkat selama hampir 10 terakhir, terutama setelah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyatakan kedua negara sebagai negara musuh pada Desember 2023.

Selain itu, Pyongyang telah berulang kali mengirim ribuan balon sampah ke wilayah Korea Selatan sejak Mei, dikutip dari Indian Express.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperingatkan bahwa Korea Utara akan menghadapi akhir dari rezimnya, jika mereka menyebabkan kerugian bagi warga Korea Selatan.

3. Peningkatan aktivitas militer di perbatasan

Di samping ledakan, Korea Utara juga telah menghabiskan berbulan-bulan menanam ranjau, membongkar bangunan, dan menghilangkan penerangan di sepanjang jalur Gyeongui dan Donghae. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari persiapan untuk memperkuat pertahanan perbatasan.

Pekan lalu, media pemerintah Korea Utara menuduh Korea Selatan menerbangkan drone di atas Pyongyang dan memerintahkan delapan brigade artileri untuk siap menembakkan meriam ke arah selatan. Tindakan ini menambah ketegangan di kawasan tersebut, dan Seoul memperingatkan bahwa setiap serangan dari Korea Utara akan disikapi dengan serius.

“Kami telah mengomunikasikan niat kami kepada pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan untuk mencegah kesalahpahaman dan konflik yang tidak disengaja terkait proyek fortifikasi,” demikian pernyataan Pyongyang, dilansir dari ABC News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma
EditorSanggar Sukma
Follow Us