Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Dituding Suplai Amunisi Rusia di Ukraina

Bendera Korea Utara. (pixabay.com/padrinan)
Intinya sih...
  • Korut disebut menyuplai hampir seluruh misil dan amunisi Rusia di Ukraina sebagai dukungan dalam perangnya.
  • Tentara Korut dilatih di Rusia dan diterjunkan ke Kursk Oblast, namun mengalami kekalahan besar karena kurangnya keahlian menghadapi pertempuran modern.
  • Korut mendapat untung sebesar 20 juta dolar AS dari suplai amunisi, pengiriman tentara, dan bantuan teknis kepada Rusia untuk melanjutkan perangnya di Ukraina.

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut), pada Selasa (15/4/2025), dituding menyuplai hampir seluruh misil dan amunisi Rusia di Ukraina. Suplai ini sebagai bentuk dukungan Pyonyang kepada Moskow dalam melancarkan perangnya di Ukraina. 

Pada akhir Februari, Korea Selatan (Korsel) mengklaim bahwa Korut menerjunkan tentara tambahan ke Rusia. Berdasarkan tangkapan citra satelit, personel militer Korut telah tiba di pelabuhan Dunia, Timur Jauh Rusia. 

Sementara itu, tentara Korut disebut telah diterjunkan ke Kursk Oblast untuk membantu Rusia dalam merebut kembali teritorinya. Namun, tentara Korut mengalami kekalahan besar karena kurangnya keahlian menghadapi pertempuran modern. 

1. Korut diduga telah mengirimkan 2 juta amunisi ke Rusia

Berdasarkan investigasi dari Open Source Centre (OSC), Korut telah menyuplai setidaknya 4 juta amunisi artileri ke Rusia dalam 20 bulan terakhir. Pengiriman tersebut dilakukan melalui jalur darat dan laut untuk meningkatkan kapabilitas militer Rusia. 

Melansir Ukrainska Pravda, OSC menganalisa 64 perjalanan dari pelabuhan Rajin di Korut  antara September 2023 hingga Maret 2025. Kapal Rusia sudah mengangkut setidaknya 16 ribu kontainer yang berisikan amunisi asal Korut dan mengirimkannya ke pelabuhan Vostochny dan Dunai di Rusia. 

"Ini masih belum memungkinan untuk memverifikasi di setiap kontainer tersebut. Namun OSC memperkirakan jumlahnya mencapai 4-6 juta amunisi artileri. Berdasarkan penilaian Ukraina amunisi tersebut sudah dikirimkan secara luas dalam bentuk paket," tuturnya. 

Dengan ini, Korut menjadi salah satu sumber amunisi bagi militer Rusia. Skala sistematis suplai amunisi ini menunjukkan tingkatan baru dalam kerja sama politik dan militer antara dua negara yang disanksi. 

2. Korut dapat untung besar dari perang Rusia-Ukraina

Institut Analisa Pertahanan Korsel (KIDA) memublikasikan laporan terkait keuntungan yang didapat Korut atas dukungannya kepada Rusia untuk melanjutkan perangnya di Ukraina. Diperkirakan Korut mampu mendapatkan untung sebesar 20 juta dolar AS (Rp336 triliun).

Pendapatan terbesar yang diterima Korut lewat suplai amunisi ke Rusia. Selain itu, Korut juga menerima untukng dengan mengirimkan ribuan tentara untuk berperang melawan Ukraina dan menawarkan bantuan teknis kepada Rusia, dikutip Newsweek

Organisasi itu memperkirakan bahwa sekitar 4 ribu dari 11 ribu tentara Korut yang diterjunkan ke Rusia tewas. Mayoritas dari tentara Korut itu diterjunkan di Kursk Oblast untuk membantu Rusia merebut kembali teritorinya. 

Sementara, Korut mendapatkan bantuan teknis dan senjata teknologi tinggi untuk memperkuat kapabilitas militernya dari pengiriman tentara ke Rusia. 

3. Wildberries dituduh pekerjakan warga Korut

Perusahaan ecommerce asal Rusia, Wildberries telah meluncurkan proyek baru untuk merekrut pekerja asing. Namun, perusahaan teknologi itu disebut sudah mempekerjakan warga Korut untuk ditempatkan di Moskow. 

"Perusahaan sudah mengikuti persyaratan yang dibutuhkan ketika mempekerjakan warga asing sebagai bagian dari proyek baru. Kami akan memutuskan cakupan yang didasarkan pada hasil proyek ini," ungkapnya, dilansir The Moscow Times.

Pekan lalu, dua video pendek yang beredar menunjukkan pekerja Wildberries yang diduga berasal dari Korut berbaris masuk ke dalam gudang di Elektrostal. 

Sejak 2017, PBB sudah melarang negara-negara untuk mempekerjakan warga Korut. Pada 2020, Rusia mengaku tidak dapat memulangkan pekerja Korut karena terbatasnya transportasi ke negara Asia Timur tersebut.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us