Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Malaysia-Indonesia Bahas Ambalat, PM Anwar Janji Lindungi Sabah

IMG_8006.jpeg
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam policy speech di Sekretariat ASEAN. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • Sengketa Ambalat antara Indonesia dan Malaysia terjadi di wilayah laut yang disebut blok ND6 dan ND7.
  • Anwar menegaskan pentingnya melibatkan pemerintah negara bagian Sabah dalam proses negosiasi sengketa wilayah kaya minyak di Laut Sulawesi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan, negaranya tidak akan mengalah dalam membela hak dan kedaulatan Sabah, termasuk dalam pembahasan sengketa wilayah kaya minyak di Laut Sulawesi dengan Indonesia. Pernyataan ini ia sampaikan saat berkunjung ke Kota Kinabalu, usai pertemuan tahunan ke-13 dengan Presiden RI Prabowo Subianto yang digelar akhir Juli lalu.

“Kita akan negosiasikan dengan baik, tapi tidak akan menyerah. Semua ini dibahas dalam pertemuan resmi, bukan perbincangan di balik layar,” kata Anwar seperti dikutip dari Malay Mail, Selasa (5/8/2025).

Anwar menambahkan, pemerintah federal akan menjaga 'setiap inci wilayah Sabah' dan melibatkan pemerintah negara bagian dalam setiap langkah negosiasi.

1. Sengketa Ambalat

ilustrasi blok ambalat (unsplash.com/Helen G)
ilustrasi blok ambalat (unsplash.com/Helen G)

Sengketa antara Indonesia dan Malaysia terjadi di wilayah laut yang dikenal sebagai blok ND6 dan ND7 yang oleh Malaysia disebut Laut Sulawesi dan oleh Indonesia dikenal sebagai Ambalat.

Meskipun Anwar dan Prabowo telah sepakat secara prinsip untuk mengembangkan wilayah ini bersama, belum ada kesepakatan final yang diumumkan. Bahkan, isu kerja sama tersebut tidak disebutkan dalam pernyataan bersama usai konsultasi tahunan 29 Juli lalu.

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, mengatakan, kedua negara masih dalam tahap pembahasan penjelasan teknis terkait Ambalat.

“Secara teknis masih panjang prosesnya,” ujar dia kala itu.

Analis Geopolitik dari Viewfinder Global Affairs, Adib Zalkapli, mengatakan, tidak disebutkannya Ambalat dalam pernyataan bersama kemungkinan karena pembahasan masih terlalu sensitif.

“Sering kali yang paling rumit adalah aspek teknis dan komersial, bukan politik dalam negeri,” kata dia kepada Channel News Asia.

2. Sabah harus dilibatkan dalam pembicaraan

Sabah, Malaysia (pexels.com/Jimmy Chan)
Sabah, Malaysia (pexels.com/Jimmy Chan)

Anwar mengatakan, pemerintah negara bagian Sabah harus dilibatkan dalam proses. Ia bahkan menyebut, Chief Minister Sabah, Hajiji Noor, hadir langsung dalam pertemuan di Jakarta.

Namun Hajiji mengatakan, isu Ambalat tidak dibahas secara mendalam.

“Kami sudah menyampaikan sikap pemerintah negara bagian, dan pembahasannya sangat positif,” ujar dia pada 30 Juli.

Wakil Menlu Malaysia, Mohamad Alamin, juga mengonfirmasi, isu ini hanya dibahas secara umum. Namun, kata dia, kepentingan Sabah tetap diperhatikan secara serius oleh pemerintah federal.

3. Batas wilayah bersama tak bisa segera disepakati

ilustrasi wilayah Ambalat antara Indonesia dan Malaysia (dok. Google Maps)
ilustrasi wilayah Ambalat antara Indonesia dan Malaysia (dok. Google Maps)

Geostrategis Azmi Hassan mengatakan, Malaysia dan Indonesia kini sedang menjaga status quo sembari merumuskan langkah berikutnya. Ia memprediksi, jika batas wilayah tak bisa segera disepakati, maka opsi kerja sama antara Petronas (Malaysia) dan Pertamina (Indonesia) menjadi solusi realistis.

“Karena cadangan minyak di sana sangat besar. Tidak melakukan apa-apa justru merugikan kedua negara,” kata Azmi.

Meski sengketa Ambalat telah berlangsung sejak awal 2000-an dan sempat memicu ketegangan militer, Azmi optimistis hubungan pribadi Anwar dan Prabowo akan mempermudah solusi damai.

“Ketika Anwar menyebut soal kerja sama bersama, bisa jadi itu belum difinalisasi, mungkin hanya untuk melihat respons awal,” ujar dia.

Ia menambahkan, jika manfaat ekonomi dari Ambalat terlihat jelas bagi kedua negara, negosiasi akan berjalan lebih cepat.

“Pertemuan para pemimpin kemarin bisa jadi batu loncatan menuju garis akhir,” katanya.

Sengketa Ambalat telah menjadi isu sensitif selama dua dekade terakhir. Meski belum ada penyelesaian definitif, langkah diplomatik terbaru antara Jakarta dan Putrajaya menjadi sinyal positif bahwa kedua negara bertetangga ini lebih memilih dialog ketimbang konfrontasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us