Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Mungkin Gunakan Militer untuk Rebut Terusan Panama-Greenland  

Donald Trump. (Shaleah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mempertimbangkan penggunaan untuk merebut Terusan Panama dan Greenland. Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam konferensi pers di kediamannya, Mar-a-Lago, Florida, Selasa (7/1/2025).

Melansir The Guardian, Trump beralasan Terusan Panama dan Greenland sangat vital bagi keamanan ekonomi AS. Ia mengaku tidak bisa memberi jaminan untuk tidak menggunakan paksaan militer maupun ekonomi terhadap kedua wilayah tersebut.

Sikap Trump ini muncul menjelang pelantikannya sebagai presiden AS pada 20 Januari mendatang. AS sebelumnya memang pernah menguasai Terusan Panama hingga tahun 1977, sebelum akhirnya diserahkan secara bertahap kepada pemerintah Panama.

1. Trump tuduh Terusan Panama dioperasikan China

Trump menuduh Terusan Panama saat ini dioperasikan oleh China. Ia mengkritik keputusan mantan Presiden AS, Jimmy Carter, yang menyerahkan pengelolaan terusan strategis tersebut kepada Panama.

Pemerintah Panama membantah tuduhan Trump. Presiden Panama, José Raúl Mulino, menyatakan tidak ada campur tangan China dalam pengelolaan Terusan Panama, dilansir BBC.

"Kedaulatan terusan kami tidak bisa dinegosiasikan dan merupakan bagian dari sejarah perjuangan serta pencapaian yang tak bisa diubah," ujar Menteri Luar Negeri Panama, Javier Martínez-Acha, dilansir dari AP. 

Tuduhan Trump terkait keterlibatan China merujuk pada pengelolaan dua pelabuhan di pintu masuk terusan oleh perusahaan Hong Kong, CK Hutchison Holdings. 

Sejarah mencatat AS pernah melakukan invasi militer ke Panama pada Desember 1989 dalam Operasi Just Cause. AS kala itu mengerahkan 21 ribu tentara hingga berhasil menumbangkan rezim diktator Manuel Noriega.

2. Putra Donald Trump kunjungi Greenland

Donald Trump Jr., putra presiden terpilih AS tersebut, mendarat di ibu kota Greenland, Nuuk di hari yang sama. Ia membagikan topi bertuliskan "Make Greenland Great Again" kepada penduduk setempat meski mengaku hanya berkunjung sebagai wisatawan.

Trump Jr. terlihat melakukan pertemuan dengan warga lokal sambil mengadakan panggilan video dengan ayahnya. Trump berbicara langsung kepada penduduk Greenland via telepon anaknya.

"Don Jr dan perwakilanku mendarat di Greenland. Sambutan yang mereka terima sangat bagus. Mereka, dan dunia bebas, membutuhkan keamanan, keselamatan, kekuatan, dan perdamaian! Kesepakatan ini harus terjadi. MAGA. Jadikan Greenland hebat lagi!" tulis Trump di platform Truth Social.

Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi terhadap Denmark apabila negara itu menolak melepas Greenland. Wilayah otonom Denmark tersebut menjadi incaran Trump sejak lama karena nilai strategisnya.

Pemerintah Greenland menyatakan kunjungan Trump Jr. murni bersifat pribadi. Tak ada pejabat pemerintah yang dijadwalkan bertemu dengannya. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen juga mengingatkan status Greenland akan ditentukan oleh rakyatnya sendiri.

3. Ambisi ekspansi Trump ke Kanada

Bendera Kanada. (unsplash.com/Praveen Kumar Nandagiri)

Trump juga mengungkapkan keinginannya menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS ke-51. Ia berjanji tidak akan menggunakan kekuatan militer, melainkan kekuatan ekonomi terhadap negara tetangga utara AS tersebut.

Melansir CNBC, Trump mengkritik defisit perdagangan negaranya dengan Kanada. Ia mengeluhkan impor mobil, kayu, dan produk susu dari Kanada yang dinilai merugikan AS.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau langsung menolak gagasan tersebut.

"Tidak ada secuil pun kemungkinan Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat," tulis Trudeau di platform X.

Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, menambahkan Trump tidak memahami kekuatan sebenarnya dari Kanada. Kanada merupakan negara G7 dengan populasi 41 juta jiwa dan menjadi mitra dagang terbesar kedua AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us