Menhan Pangkas 20 Persen Jumlah Jenderal Bintang Empat di Militer AS

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, mengumumkan pemangkasan jumlah perwira tinggi militer untuk menyederhanakan kepemimpinan militer.
Menurut memo yang ditandatangani Hegseth pada 5 Mei 2025, ia menyerukan pengurangan sebesar 20 persen jumlah jenderal dan laksamana bintang empat di semua cabang militer, termasuk di Garda Nasional. Serta, pengurangan sebesar 10 persen jumlah jenderal dan perwira tinggi, dilansir CNN pada Selasa (6/5/2025).
1. Dianggap terlalu banyak jenderal
Dalam sebuah video yang menjelaskan 'Kebijakan Lebih Sedikit Jenderal, Lebih Banyak Prajurit', Hegseth mengatakan bahwa tujuannya adalah memaksimalkan kesiapan strategis. Serta, efektivitas operasional dengan melakukan pengurangan yang bijaksana.
Ia mengungkapkan militer AS saat ini memiliki satu jenderal untuk setiap 1.400 tentara, dibandingkan dengan satu untuk setiap 6 ribu tentara selama Perang Dunia II.
"Militer AS saat ini memiliki 44 jenderal bintang empat atau yang setara. Pengurangan akan dilakukan dengan hati-hati, tetapi cepat," kata Hegseth dalam video yang diunggah di X.
Pentagon telah mempertimbangkan untuk melakukan pemotongan signifikan pada jajaran militer. Opsi yang sedang dipelajari termasuk kemungkinan menggabungkan komando militer yang mengawasi Afrika dan Eropa.
Pada 2023, ada 37 jenderal dan laksamana bintang empat di seluruh militer. Mereka termasuk ketua Kepala Staf Gabungan, kepala staf Angkatan Darat, kepala operasi Angkatan Laut, dan kepala staf Angkatan Udara, serta kepala Komando Afrika AS, Komando Eropa AS, dan Pasukan AS Korea.
2. Keputusan tuai pro dan kontra

Keputusan tersebut telah memicu reaksi beragam. Beberapa pejabat, seperti Senator Jack Reed, petinggi Demokrat di Komite Angkatan Bersenjata Senat, mempertanyakan alasan Hegseth tentang langkah tersebut. Ia memperingatkan pemecatan perwira tinggi tanpa pembenaran yang kuat dapat melumpuhkan militer.
"Saya selalu menganjurkan efisiensi di Departemen Pertahanan, tetapi keputusan personel yang sulit harus didasarkan pada fakta dan analisis, bukan persentase yang sewenang-wenang," ujar Reed dalam sebuah pernyataan.
Para kritikus berpendapat bahwa pengurangan kepemimpinan militer dapat menghambat pengawasan strategis dan efektivitas operasional. Sementara itu, para pendukung mengatakan restrukturisasi akan menghilangkan birokrasi yang tidak perlu dan memfokuskan kembali sumber daya pada kemampuan garis depan.
3. Trump merombak anggaran pertahanan hingga struktur militer

Dilansir Al Jazeera, pemangkasan tersebut merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, guna merombak anggaran pertahanan dan struktur militer. Serta, memangkas pengeluaran pemerintah fedral dan membersihkan mereka yang dianggap sebagai musuh politik.
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump telah memecat beberapa pemimpin militer tinggi. Ini termasuk ketua Kepala Staf Gabungan Charles Q Brown dan kepala Angkatan Laut Laksamana Lisa Franchetti.
Sebelumnya, pemerintahan Trump mengarahkan Pentagon untuk mengidentifikasi pemotongan anggaran sebesar 50 miliar dolar AS (sekitar Rp826,3 triliun) untuk mendanai prioritas Trump. Ini mencakup mengamankan perbatasan AS dan meningkatkan sistem pertahanan rudal.