Menlu AS: Konflik Ukraina adalah Perang Proksi AS-Rusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, pada Rabu (5/3/2025), mengakui bahwa konflik di Ukraina adalah perang proksi antara AS dan Rusia. Ia pun menyatakan keinginan Washington untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Pekan lalu, Rubio menyarankan kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, agar meminta maaf atas sikapnya saat berdialog dengan Presiden AS, Donald Trump. Namun, menurutnya Zelenskyy akan disambut baik ketika bersedia ikut dalam negosiasi damai.
1. Dukung pembekuan bantuan senjata ke Ukraina
Rubio mengatakan, AS sudah terlibat dalam perang proksi dengan Rusia di Ukraina. Ia mengungkapkan, perang proksi ini berbahaya karena melibatkan dua kekuatan nuklir dunia.
"Presiden Trump menganggap ini sebagai langkah berbahaya yang akan memperpanjang dan memperparah konflik. Ini adalah perang proksi antara dua negara dengan kekuatan nuklir dunia, yakni AS membantu Ukraina melawan Rusia," tuturnya, dikutip The Moscow Times.
Ia mengatakan, seseorang harus menghentikan konflik di Ukraina. Rubio mengklaim bahwa sekutu Ukraina sudah salah mengambil langkah dengan memberikan bantuan militer yang justru memperpanjang perang di Ukraina.
Ia mengklaim, bantuan militer ke Ukraina bukanlah sebuah strategi karena hanya memberikan Ukraina sebanyak mungkin senjata yang mereka butuhkan untuk melawan Rusia.
2. Rusia sebut AS bukan sekutu dekatnya
Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengungkapkan bahwa pernyataan Rubio itu tidak lantas membuat AS dipandang sebagai sekutu dekat yang memiliki pandangan sama dengan Rusia.
"Tidak, AS bukanlah negara yang bersahabat baik dengan kami saat ini. Namun, kami sedang bekerja untuk memulihkan dan mengembalikan hubungan bilateral kedua negara," terangnya, dilansir Tass.
Wakil Dewan Kemanan Nasional Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa pembekuan pengiriman senjata dari AS ke Ukraina hanyalah sementara. Ia mengklaim, AS akan melanjutkan pengiriman senjata usai persetujuan perjanjian ekploitasi mineral langka disetujui.
3. Klaim AS menguji keseriusan Rusia untuk berdamai

Pekan lalu, Rubio menyampaikan bahwa dialog antara AS-Rusia tidak membuat Washington condong ke Moskow. AS hanya ingin mengetahui apakah Moskow serius dengan negosiasi perdamaian.
"Salah satu cara untuk mengujinya adalah melibatkan mereka dalam dialog apakah mereka memang berniat untuk mengakhiri perang? Saya sebenarnya tidak suka dengan apa yang sudah Presiden Rusia Vladimir Putin lakukan selama ini," ungkapnya.
Ia pun mengaku berhasil berbicara dengan salah satu negara yang memiliki senjata nuklir terbesar di dunia. Rubio mengatakan bahwa Trump mungkin marah kepada Zelenskyy dalam beberapa kasus.