Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Kirim 3.500 Pasukan ke Rusia untuk Ketiga Kalinya 

Pasukan militer Korea Utara di Ibu Kota Pyongyang. (Unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times – Korea Utara (Korut) dikabarkan mengirim ribuan pasukan ke Rusia untuk membantu Moskow dalam perang di Ukraina. Anggota parlemen Korea Selatan (Korsel), Yu Yong-weon, pada Rabu (5/3/2025) mengatakan bahwa pasukan tersebut akan dikirim untuk pelatihan pada fase ketiga.

"Ada sekitar 3.500 tentara Korea Utara yang menjalani pelatihan adaptasi lapangan di lima lokasi di Timur Jauh Rusia, dan ada kemungkinan penempatan ketiga," kata Yu, dilansir Anadolu Agency.  

Yu merujuk pada berdasarkan informasi dari Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov, selama kunjungannya ke Ukraina bulan lalu.

Ia menambahkan, gelombang kedua pengerahan pasukan Korut berjumlah sekitar 1.500 tentara. Mereka telah dikerahkan di dekat wilayah Kursk Rusia setelah menyelesaikan pelatihan adaptasi.

1. Banyak tentara Korut terluka sejak pengiriman pertama

Bendera Korea Utara (Unsplash.com/Micha Brändli)

Yu mengatakan, Ukraina memperkirakan korban jiwa tentara Korut sekitar 4 ribu. Sebanyak 10 persen di antaranya diduga tewas. Adapun perkiraan Korsel mengungkap sekitar 3.600 tentara Korut tewas di tengah perang Moskow-Kiev.

”Saya mendengar dari pemerintah Ukraina bahwa pasukan tambahan sedang dikerahkan untuk mengisi kembali pasukan dan bahwa kelompok pasukan lain sedang bersiap untuk dikerahkan," kata legislator tersebut.

Pada Januari, Badan Intelijen Nasional Korsel mengklaim bahwa sedikitnya 300 tentara Korut tewas dan 2.700 terluka dalam pertempuran dengan Ukraina.

Gelombang pertama pengerahan pasukan Korut ke Rusia dilaporkan pada Oktober tahun lalu. Pentagon mengatakan bahwa Korea Utara mengirim sekitar 10 ribu tentara ke Rusia timur.

2. Korut dan Rusia bungkam soal isu pengerahan pasukan

Presiden Rusia, Vladimir Putin (twitter.com/President of Russia)

Dilansir Al Jazeera, Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah meningkatkan kerja sama militernya. Keduanya mengadakan pertemuan puncak yang cukup langka pada 2023 dan Juni lalu.

Pada November, Kim juga secara resmi meratifikasi perjanjian pertahanan bersama dengan Rusia. Perjanjian itu mewajibkan kedua negara untuk memberikan bantuan militer segera dengan segala cara yang diperlukan jika salah satu pihak menghadapi agresi.

Meski begitu, terkait dengan pengiriman pasukan Korut ke Rusia, kedua pihak tak pernah memberikan keterangan resmi sama sekali. Pada gelombang awal pengerahan, kedua pihak juga tampaknya menolak tuduhan yang dilayangkan Korsel dan Ukraina tersebut.

3. Rusia masih terus serang Ukraina

Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)

Rusia kini masih terus menyerang wilayah Ukraina. Gencatan senjata juga masih tampak abu-abu.

Beberapa pekan terakhir, isu perdamaian kedua pihak sudah mulai diinisiasi oleh Amerika Serikat (AS). Namun, langkah itu mendapatkan penentangan keras dari Ukraina karena tak diikutsertakan dalam perundingan damai.

Dilansir The Guardian, kondisi itu pula yang menyebabkan pertikaian antara AS dan Ukraina dan membuat hubungan kedua negara semakin merenggang. Presiden Donald Trump dan Volodymyr Zelenskyy sempat cekcok di Gedung Putih yang menyebabkan keheboan internasional.

Adapun Rusia menyatakan siap berdialog terkait perundingan. Namun, dalam beberapa kesempatan, Moskow menuduh Kiev tak siap berunding.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us