Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Taiwan: Negara Demokrasi Harus Lawan China-Rusia

Ilustrasi bendera Taiwan. (unsplash.com/Roméo A.)
Intinya sih...
  • Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menyebut China dan Rusia bekerja sama untuk ekspansi teritorial.
  • Wu menyerukan dukungan negara-negara Barat untuk Ukraina melawan Rusia, mengingat risiko ambisi China di Indo-Pasifik.
  • Wu juga mengangkat isu ketegangan di Laut China Selatan yang menunjukkan ambisi China memproyeksikan kekuasaannya di wilayah tersebut.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan bahwa China dan Rusia kini makin kuat bekerja sama untuk memperluas jangkauan teritorial mereka dan negara-negara demokrasi harus bersatu melawan negara-negara otoriter.

Komentar Wu ini muncul bersamaan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Presiden China Xi Jinping di Beiijng, kemarin dan makin mengeratkan kerja sama dua negara.

“Kunjungan Putin ke Beijing adalah contoh dua negara otoriter besar yang saling mendukung, saling bekerja sama dan mendukung ekspansionisme,” kata Wu, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (18/5/2024).

1. Negara Barat harus tetap dukung Ukraina

Secara khusus, Wu menyerukan agar negara-negara Barat terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia.

“Jika Ukraina pada akhirnya harus kalah, saya pikir China bisa mendapat inspirasi dan mereka mungkin bakal mengambil langkah yang lebih ambisius dalam memperluas kekuasaan mereka di Indo-Pasifik dan ini bisa menjadi bencana bagi komunitas internasional,” ungkap Wu.

2. Bahas soal Laut China Selatan

Wu juga mengangkat isu soal Laut China Selatan di mana adanya risiko potensi konflik di wilayah kaya sumber daya dan jalur utama perdagangan internasional tersebut.

“Ketegangan di Laut China Selatan ini lebih berbahaya dari pada ketegangan di Selat Taiwan. Hal ini menunjukkan ambisi China untuk memproyeksikan kekuatannya di wilayah tersebut. Mereka ingin masyarakat internasional fokus pada Selat Taiwan dan melupakan tindakan mereka di berbagai belahan dunia,” tuturnya.

“Kita tidak boleh kehilangan visi bahwa ekspansionisme dan otoritarianisme ada di mana-mana terutama di Indo-Pasifik,” lanjut Wu.

3. Taiwan komitmen menjaga status quo dengan Beijing

Sementara itu, soal hubungan Taiwan dan China, Wu menegaskan bahwa Taipei berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan menjaga perdamaian dan status quo-nya dalam hubungan dengan Beijing. Apalagi dua hari lagi, Taiwan bakal memiliki presiden baru, yaitu Lai Ching-te.

“Kami tidak memprovokasi pihak lain di Selat Taiwan dan kami tidak tunduk pada tekanan. Pendekatan kebijakan Taiwan adalah kami tetap membuka setiap pintu untuk segala jenis kontak, dialog atau negosiasi antara kedua belah pihak dengan cara yang damai,” ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us