Jelang Pelantikan Presiden, Taiwan Waspada Ancaman China

- Taiwan waspada terhadap latihan militer China jelang pelantikan presiden baru, Lai Ching-te yang memperjuangkan kemerdekaan Taiwan dari China.
- Presiden terpilih Taiwan, William Lai, masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi Majalah TIME.
Jakarta, IDN Times - Jelang pelantikan presiden baru, Lai Ching-te, Taiwan kini sedang waspada terhadap aksi China yang diperkirakan bisa menggelar latihan militer, bahkan saat hari pelantikan nanti.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (1/5/2024), Lai sedianya bakal dilantik pada 20 Mei 2024 mendatang. Sama seperti pendahulunya, Tsai Ing-wen, Lai juga sosok yang memperjuangkan kemerdekaan Taiwan dan ingin Taiwan lepas dari China.
“Menjaga stabilitas di Selat Taiwan adalah kepentingan semua orang di komunitas internasional termasuk China,” kata Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan, Tsai Ming-yen.
1. Presiden terpilih Taiwan masuk ke daftar 100 orang paling berpengaruh
Lai Ching-te atau William Lai yang merupakan presiden terpilih Taiwan, masuk ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi Majalah TIME. Saat ini, Lai masih menjabat sebagai Wakil Presiden Taiwan.
Dalam memilih 100 orang tersebut, TIME mengundang mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk China dan Rusia, serta mantan Gubernur Utah, Jon Huntsman untuk memberikan rekomendasi.
"Kami berterima kasih kepada TIME karena telah memilih Wakil Presiden William Lai sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh untuk tahun 2024, serta mengundang tokoh politik penting Amerika, Jon Huntsman untuk memberikan rekomendasi dan memperkenalkan Wapres William Lai sebagai Presiden Taiwan mendatang,” kata Juru Bicara Kantor Kepresidenan Taiwan, Olivia Lin.
2. Taiwan ngambek China ubah jalur penerbangan

Taiwan mengecam kebijakan sepihak Administrasi Penerbangan Sipil China yang membatalkan perjanjian lintas selat pada 2015 di tiga rute penerbangan M503, W122, dan W123.
Aksi itu diambil pada 30 Januari 2024. Pada 18 April 2024, China mengumumkan bahwa rute penerbangan W122 dan W123 akan diluncurkan sebanyak enam kali dalam sehari.
3. China dituding langgar aturan internasional

Menurut Taiwan, langkah ini tidak hanya melanggar peraturan dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), tetapi juga berdampak serius terhadap keselamatan penerbangan di kawasan Asia-Pasifik serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Termasuk melemahkan status quo dan landasan rasa saling percaya di Selat Taiwan.
Taipei pun berharap Indonesia dan komunitas internasional untuk menekan Beijing agar segera melakukan perundingan dengan Taiwan mengenai kasus ini.