Mesir Usulkan Rencana Pembangunan Gaza demi Tolak Usulan Trump

- Mesir menolak usulan Donald Trump untuk menguasai dan merelokasi warga Gaza, namun ingin berkolaborasi menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
- Raja Yordania juga menolak rencana Trump karena dianggap bisa menimbulkan ancaman nasional, namun bersikap diplomatis di hadapan media.
- Hamas menolak rencana Trump dan mendesak persatuan negara-negara Arab dalam melawan kebijakan AS yang berpotensi memperparah konflik di Gaza.
Jakarta, IDN Times – Mesir menawarkan proposal komprehensif terkait rencananya membangun Gaza demi menolak upaya Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Presiden AS yang baru diangkat itu sebelumnya menyatakan ingin menguasai dan merelokasi warga Gaza.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Mesir mengatakan, melalui rencana tersebut, Mesir dan AS bisa berkolaborasi menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah.
“Namun, Mesir menolak usulan untuk mengalokasikan tanah kepada penduduk Gaza,” lapor media Israel, The Jerusalem Post, Selasa (11/2/2025).
Rencana tersebut juga telah disampaikan oleh Raja Yordania, Abdullah II, kepada Trump dalam pertemuannya kemarin. Keduanya bertemu di Gedung Putih.
1. Mesir dan Yordania hadapi tekanan Trump soal Gaza

Baik Mesir dan Yordania kini dihadapkan pada tekanan oleh rencana Trump tersebut. Keduanya sepakat menolak rencana itu karena oleh Mesir dianggap bisa menimbulkan ancaman nasional.
Abdullah yang telah bertemu dengan Trump juga tak bisa berbuat banyak. Di hadapan Trump dan media, Abdullah berusaha bersikap diplomatis dengan tak banyak berbicara. Ia hanya menegaskan bahwa Yordania tak bisa menerima usulan Trump, begitu pula negara-negara Arab lainnya.
”Abdullah memilih untuk menghindari berbicara terlalu banyak di depan media, dan ketika dia berbicara, bahasanya hati-hati, tepat, dan dirancang untuk menghindari ketersinggungan,” lapor Al Jazeera.
Ketika ditanya apakah Yordania akan menerima warga Palestina yang mengungsi dari Gaza, pemimpin Yordania itu hanya mengatakan akan melakukan apa yang terbaik untuk negaranya.
2. Trump bersikukuh ingin kuasai Gaza

Kepada Abdullah, Trump bersikukuh akan menguasai Gaza sepenuhnya. Ia juga mengatakan bahwa langkah itu merupakan upaya untuk mengembalikan stabilitas di kawasan tersebut.
"Ini bukan hal yang rumit untuk dilakukan. Jika AS yang memegang kendali atas sebidang tanah itu, Anda akan merasakan stabilitas di Timur Tengah untuk pertama kalinya," katanya.
Trump menggambarkan bahwa Gaza di bawah kekuasannya berpotensi menjadi permata di Timur Tengah. Ia menghendaki tak ada pembelian terhadap wilayah Gaza.
“Kami akan memiliki Gaza. Tidak ada alasan untuk membeli. Ini Gaza. Ini wilayah yang dilanda perang,” katanya.
3. Hamas tolak keras keinginan Trump

Secara terpisah, Hamas menyatakan penolakannya terhadap rencan Trump. Penguasa De Facto Gaza tersebut mendesak diadakannya pertemuan oleh negara-negara Arab untuk membahas hal tersebut lebih lanjut.
"Kami tidak membutuhkan negara mana pun untuk berpatroli di Jalur Gaza, dan kami tidak menerima penggantian satu pendudukan dengan pendudukan lain," kata kelompok itu.
Ia kemudian menyerukan persatuan negara-negara Arab dalam melawan kebijakan Trump. Penguasaan Gaza oleh AS berisiko memperparah konflik selanjutnya.