Uni Eropa Minta Israel Hormati Gencatan Senjata Gaza Tanpa Syarat Baru

- Perwakilan khusus Uni Eropa (UE) menekankan perlunya gencatan senjata di Gaza dilaksanakan tanpa syarat baru.
- Benjamin Netanyahu mengancam akan melanjutkan perang di Gaza jika Hamas tidak membebaskan semua sandera hingga Sabtu.
- Hamas menyatakan bahwa pelanggaran gencatan senjata oleh Israel membuat mereka tidak dapat memenuhi kesepakatan.
Jakarta, IDN Times - Perwakilan khusus Uni Eropa (UE) untuk proses perdamaian Timur Tengah, Sven Koopmans, mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza harus dilaksanakan sesuai kesepakatan tanpa adanya syarat baru.
"Gencatan senjata di Gaza telah membawa awal dari kelegaan, kebebasan, dan harapan akan keselamatan bagi banyak orang tak bersalah yang menderita. Gencatan senjata ini harus dilaksanakan sepenuhnya dan tanpa syarat baru," tulis Koopmans di media sosial X pada Selasa (11/2/2025).
Ia memperingatkan bahwa operasi militer Israel lebih lanjut hanya akan memperparah bencana kemanusiaan di wilayah Palestina tersebut, dilansir Middle East Eye.
1. Netanyahu ancam lanjutkan perang di Gaza jika para sandera tidak dibebaskan pekan ini
Pernyataan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam akan melanjutkan perang di Gaza jika kelompok Palestina Hamas tidak segera membebaskan semua sandera yang tersisa hingga Sabtu (15/2/2025).
“Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami pada Sabtu siang, gencatan senjata akan berakhir, dan (tentara Israel) akan kembali melakukan pertempuran sengit hingga Hamas akhirnya dikalahkan,” kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah akun X-nya pada Selasa.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sebelumnya mengatakan bahwa Israel harus membatalkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas jika sekitar 70 sandera yang tersisa tidak kunjung dibebaskan hingga Sabtu. Ia juga memperingatkan bahwa kekacauan besar akan terjadi jika Hamas tidak mematuhi tuntutan tersebut.
“Lebih buruk dari apa yang sudah kami alami? Lebih buruk dari pembunuhan? Kehancuran, semua tindakan dan kejahatan manusia yang terjadi di Jalur Gaza tidak terjadi di tempat lain di dunia,” kata Jomaa Abu Kosh, seorang warga Palestina dari Rafah di Gaza selatan, dikutip dari Al Jazeera.
2. Hamas sebut akan tunda pembebasan sandera tanpa batas waktu
Hamas mengatakan bahwa pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel telah mencapai titik di mana mereka tidak lagi dapat memenuhi kesepakatan dan akan menunda pembebasan sandera berikutnya tanpa batas waktu.
“Kepemimpinan perlawanan memantau pelanggaran musuh dan ketidakpatuhan mereka terhadap ketentuan perjanjian. Sementara itu, perlawanan memenuhi semua kewajibannya,” kata Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, pada Senin (10/2/2025).
Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 21 sandera Israel dengan imbalan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
3. Pejabat Israel disebut bersiap melanjutkan perang skala penuh
Hamdah Salut dari Al Jazeera mengatakan bahwa pejabat Israel sedang bersiap untuk kembali melancarkan perang skala penuh.
“Ada anggota sayap kanan yang mengatakan ‘sekarang adalah waktu untuk melepaskan gerbang neraka di Gaza’ dan kemudian dibalas dengan apa yang mereka sebut ‘badai api total’,” katanya, melaporkan dari Amman, Yordania.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 48.219 warga Palestina dipastikan tewas dan 111.665 lainnya terluka akibat serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi 61.709 orang, setelah ribuan orang yang hilang dan terjebak di bawah reruntuhan kini dianggap telah meninggal dunia.