Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Miguel Diaz-Canel Terpilih Kembali sebagai Presiden Kuba 

Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel saat berpidato. (twitter.com/PresidenciaCuba)

Jakarta, IDN Times - Miguel Diaz-Canel Bermudez resmi terpilih sebagai Presiden Kuba untuk kedua kalinya pada Rabu (19/4/2023). Ia pun diketahui sebagai calon tunggal dalam pemilihan presiden yang dipilih langsung oleh ratusan anggota parlemen dari Partai Komunis Kuba (PCC). 

Diaz-Canel pertama kali terpilih sebagai kepala negara Kuba pada 2018. Ia menjadi pemimpin Kuba pertama yang menggantikan jabatan dari tangan keluarga Castro, yang sudah memimpin negara Karibia itu selama lebih dari 60 tahun. 

1. Hampir semua anggota parlemen pilih Miguel Diaz-Canel

Presiden Dewan Pemilihan Umum Kuba, Alina Balseiro, mengumumkan langsung kemenangan Miguel Diaz-Canel dalam pemilihan presiden pada Maret. Ia menyebut bahwa sebanyak 460 dari 462 anggota parlemen memilihnya sebagai pemimpin di Kuba. 

Jumlah itu menunjukkan bahwa sekitar 97,66 persen memilih Diaz-Canel untuk kembali memipin Kuba selama 5 tahun ke depan. Sementara, Wakil Presiden Kuba, Salvador Valdés Mesa juga kembali terpilih usai mendapat suara sebanyak 93,4 persen, dilaporkan Prensa Latina.

Setelah terpilih, presiden berusia 62 tahun itu menominasikan kembali Manuel Marrero Cruz sebagai Perdana Menteri Kuba. Ia diketahui sudah menjabat posisi tersebut dalam 5 tahun terakhir.

2. Diaz-Canel punya tantangan berat untuk pulihkan ekonomi Kuba

Dalam posisi barunya ini, Presiden Miguel Diaz-Canel punya tantangan berat untuk mengatasi krisis ekonomi di Kuba akibat pandemik COVID-19. Ia juga harus berupaya keras menimimalisir dampak inflasi akibat sanksi finansial dari Amerika Serikat (AS). 

Kebijakan yang akan diterapkannya pada periode kedua ini adalah meningkatkan produksi pangan, meningkatkan ekspor, dan pembangunan perusahaan milik negara. Ia juga menyebut bahwa upaya mengontrol inflasi adalah prioritasnya, dilansir La Prensa Latina.

Sebelumnya, Diaz-Canel berupaya mengakselerasi pembukaan perusahaan swasta di berbagai sektor yang sebelumnya berada di bawah kontrol pemerintah. Namun, reformasi tersebut masih belum terwujud sepenuhnya atau berubah menjadi ekonomi campuran. 

"Mayoritas perusahaan di Kuba masih berada di bawah kontrol negara. Beberapa perubahan ekonomi masih belum diberlakukan, dan reformasi lainnya masih belum dilangsungkan, sehingga menumbuhkan skeptisme," tutur pakar dari Universidad Autonoma de Madrid, Arturo Lopez Levy, dikutip France24.

3. Kuba alami krisis ekonomi yang picu ribuan warganya mengungsi

ilustrasi bendera Kuba (pexels.com/@matthias-oben)

Dalam beberapa tahun, ekonomi Kuba mengalami resesi hingga -11 persen akibat pandemik COVID-19. Sedangkan angka inflasi dari Januari hingga Oktober 2022 sudah menyentuh 40 persen. 

Dilansir Associated Press, krisis ekonomi yang menerpa Kuba menyulut demonstrasi akbar pada Juli 2021. Demonstrasi tersebut merupakan yang terbesar dalam 2 dekade terakhir dan menyebabkan seorang demonstran tewas. 

Krisis tersebut mendorong adanya migrasi besar-besaran dari Kuba ke AS. Dari Oktober 2021 hingga Desember 2022, tercatat ada sekitar 330 ribu warga yang berusaha melarikan diri ke AS dan sejumlah negara lain di Amerika Latin dan Eropa. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us