Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Moldova Ungkap Jual-Beli Suara untuk Tolak Gabung Uni Eropa

suasana demonstrasi di Chisinau, Moldova, Minggu (19/2/2023) (facebook.com/ilanshorofficial)

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri (PM) Moldova, Andrei Spinu, mengaku berhasil mengungkap vote buying atau pembelian suara yang dilakukan oleh oligarki pro-Rusia, Ilan Shor. Melaporkan pada Senin (30/9/2024), ia disebut menawarkan uang kepada warga yang menolak bergabung dengan Uni Eropa (UE). 

Menjelang pilpres Moldova dan referendum UE, Moldova terus dilanda maraknya disinformasi dan upaya instabilitas yang diduga berasal dari Rusia. Bahkan, kantor pemerintahan Moldova sudah terdampak vandalisme dari sekelompok warga suruhan Rusia. Wakil Perdana Menteri (PM) Moldova, Andrei Spinu, mengaku berhasil mengungkap vote buying atau pembelian suara yang dilakukan oleh oligarki pro-Rusia

1. Menawarkan imbalan hingga Rp4,3 juta

Spinu mengatakan, Shor dan timnya berusaha membeli suara warga Moldova dan menyebarkan kebohongan terkait rencana Moldova bergabung dengan UE. 

"Shor sudah menyebarkan tawaran ini lewat Telegram pada akhir pekan ini. Ia menjanjikan sejumlah uang kepada orang yang bersedia meyakinkan sebanyak mungkin orang untuk memilih tidak ketika ikut serta dalam referendum UE," terangnya, dikutip Balkan Insight.

"Dia sudah membuat chatbot di Telegram untuk mendaftar orang dan menugaskan mereka. Selain menjanjikan 500 lei Moldova (Rp437 ribu) untuk registrasi, Shor juga menjanjikan 2 ribu lei Moldova (Rp1,7 juta) bagi yang mampu memenuhi tugasnya. Bahkan, ia menjanjikan 5 ribu lei Moldova (Rp4,3 juta) jika pada tempat pemilihan suara-nya menolak kandidasi UE," sambungnya. 

Ia menyarankan kepada seluruh warga Moldova untuk tidak tergiur dengan tawaran tersebut dan melaporkan ke polisi. Ia juga menyebut warga Moldova memiliki harga diri dan tidak akan menjual dirinya serta masa depannya hanya untuk sejumlah uang. 

2. Shor diduga terlibat suap pada pemilu lokal di Gagauzia

Politikus pro-Rusia di Moldova, Ilan Shor. (facebook.com/ilanshorofficial)

Badan Intelijen Moldova (SIS) mengatakan, Shor memimpin kelompok kriminal yang menerima pendanaan dari Rusia. Langkah ini adalah bagian dari rencana Moskow untuk menggagalkan Chisinau bergabung dengan UE. 

Pada tahun lalu, Shor diduga terlibat dalam jaringan kecurangan pemilu lokal. Kejaksaan Moldova sudah mendakwa Shor atas dugaan terlibat dalam kasus suap ketika penyelenggaraan pemilihan gubernur di Gagauzia. 

Melihat aksi tersebut, Moldova sudah meningkatkan sanksi kepada pemilih yang menerima uang, barang, atau layanan tertentu sebagai imbalan atas penolakan terhadap kandidat tertentu. Hukuman itu berupa denda antara 1.300 euro (Rp22 juta) - 2 ribu euro (Rp33,8 juta). 

Sementara itu, Shor sudah divonis hukuman 15 tahun penjara secara in-absentia di Moldova pada tahun lalu. Dia diketahui sudah mengasingkan diri ke Israel setelah menghilangkan uang sebesar 1 miliar dolar AS (Rp15,2 triliun) dari sistem perbankan Moldova. 

3. Media milik pemerintah Moldova terdampak vandalisme

Selain insiden vandalisme di gedung pemerintah, aksi serupa juga terjadi di gedung Teleradio-Moldova, media milik pemerintah. Aksi ini sebagai bagian dari upaya pengrusakan stabilitas negara Eropa Timur itu menjelang pilpres dan referendum. 

"Kami tidak takut atas serangan vandalisme ini selama kami masih berada di pihak masyarakat dan warga Moldova. Kami sudah tahu bahwa kantor kami akan menjadi target dari kelompok radikal," tutur Wakil Direktur Jenderal Teleradio-Moldova, Andrei Zapsa, dilansir Reuters

Sementara itu, Presiden Moldova Maia Sandu difavoritkan untuk kembali menang dalam pilpres tahun ini. Pemimpin pro-Eropa tersebut memiliki elektabilitas tertinggi dibanding sepuluh kandidat lainnya.

Lawan utama Sandu adalah Alexander Stoianoglo yang didukung oleh partai-partai pro-Rusia. Selain itu, ada Renato Usatii yang beraliran konservatif dengan promosi menolak LGBTQ+ dan mendorong perbaikan hubungan dengan Barat dan Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us