Negara Anggota ASEAN Kompak Tak Akan Balas Tarif Resiprokal Trump

Jakarta, IDN Times – Sebanyak 10 negara anggota ASEAN kompak tidak akan membalas tarif resiprokal yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu diungkapkan para menteri negara anggota melalui pernyataan bersama pada Kamis (10/4/2025).
"ASEAN berkomitmen untuk tidak mengenakan tindakan balasan apa pun sebagai respons terhadap tarif AS,” bunyi pernyataan itu, dilansir dari The Straits Times.
Keterangan itu menyatakan keinginan ASEAN untuk dialog yang jujur dan konstruktif dengan AS guna mengatasi berbagai masalah terkait perdagangan.
”Komunikasi dan kolaborasi yang terbuka akan sangat penting untuk memastikan hubungan yang seimbang dan berkelanjutan,” tambahnya.
1. Serukan dialog melalui WTO
Dalam forum tersebut, para menteri menyatakan dukungannya terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai platform utama untuk dialog. Mereka menyoroti perannya dalam mencegah meningkatnya ketegangan perdagangan dan mempromosikan solusi kooperatif berbasis aturan.
Organisasi tersebut juga mengatakan akan fokus pada pendalaman integrasi perdagangan regional melalui peningkatan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN dan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN.
“Kami juga akan memperkuat dan memperluas hubungan ekonomi dengan mitra eksternal ASEAN, termasuk mitra dialog kami, dan mencari peluang kerja sama ekonomi dengan mitra baru,” tambah pernyataan itu.
Pertemuan khusus para menteri ekonomi ASEAN dipimpin oleh Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Aziz. Pertemuan ini secara khusus membahas terkait tarif resiprokal Trump.
2. ASEAN prihatin atas perang dagang

Anggota ASEAN mengaku prihatin atas perang dagang yang terjadi antara AS dan China. Ketegangan itu dikhawatirkan menimbulkan risiko signifikan yang dapat mengakibatkan penurunan jangka panjang dalam produk domestik bruto riil global hingga hampir 7 persen.
“Ke depan, para menteri ekonomi ASEAN telah sepakat untuk membentuk Satuan Tugas Geoekonomi ASEAN untuk membahas dan merumuskan respons kebijakan regional terhadap tantangan ekonomi dan geopolitik yang muncul,” tambah pernyataan itu.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong, yang hadir secara virtual, mengatakan bakal memastikan untuk bekerja sama dengan negara ASEAN lainnya dalam hal ini.
“Singapura tetap bertekad untuk melewati masa-masa sulit ini dengan solidaritas kepada negara-negara anggota ASEAN,” katanya.
3. Perang dagang China dan AS

Dilansir The Guardian, Trump mengumumkan pemberlakukan tarif resiprokal sejak Rabu pekan lalu. China menjadi negara yang dikenai tarif paling besar sejauh ini.
Terbaru, China dikenai tarif hingga 125 persen. Putusan Trump ini mencuat setelah Beijing mengumumkan tarif balasan terhadap barang-barang Washington sebesar 84 persen.
Tarif yang cukup tinggi ini menandai kebijakan terbaru yang dikhawatirkan memicu krisis lebih lanjut ke seluruh dunia.
Sementara itu, negara anggota ASEAN dikenai tarif bervariasi, dari 10 hingga 49 persen.