Rusia Sebut Tarif Trump Melanggar Hukum Internasional

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Maria Zakharova, mengkritisi kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Langkah itu disebut akan memicu perang dagang global.
"Segala kejutan kepada ekonomi dunia telah mengancam perlambatan pertumbuhan dan penurunan konsumsi. Ini akan berdampak negatif terhadap banyak proses global. Situasi ini mengkhawatirkan ketika kami berbicara dua kekuatan ekonomi dunia," tuturnya pada Rabu (9/4/2025), dilansir dari The Moscow Times.
Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa tidak ada tarif resiprokal kepada Rusia karena Washington tidak berbisnis dengan Moskow di tengah berkecamuknya perang di Ukraina.
1. Rusia berkomitmen pada sistem perdagangan terbuka dan adil
Zakharova mengatakan, Rusia akan terus partisipasi dalam sistem perdagangan yang terbuka dan adil.
"Saya pikir semua sudah paham dengan posisi kami. Ini kenapa negara kami menolak pembatasan perdagangan unilateral, termasuk dalam sanksi atau bentuk lain dari kompetisi yang tidak adil yang disamarkan sebagai persyaratan lingkungan atau iklim. Kenyataannya itu adalah agenda politik yang mengancam perdagangan global," terangnya, dikutip Tass.
Penerapan tarif dan sanksi sepihak dianggap sebagai pelanggaran kewajiban negara yang mengaku tergabung dalam struktur dan organisasi tertentu.
Zakharova juga menyerukan pembangunan ekonomi global yang didasarkan pada prinsip fundamental non diskriminasi dan transparansi, serta memiliki kepentingan bersama.
2. Sebut tarif AS akan tingkatkan perdagangan Rusia-India
Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, Vladimir Ilyichev, mengatakan penerapan tarif dari AS kepada sejumlah negara, termasuk India, akan menciptakan kesempatan baru bagi kerja sama ekonomi Rusia-India.
"Rekan kami India sudah memberikan akses kepada pasar AS yang akan dibatasi. Ini akan membuat mereka lebih tertarik untuk berdagang dengan kita. Ini akan menciptakan peluang baru untuk mengekspansi perdagangan Rusia-India. Akses kami ke pasar India juga akan meningkat," ungkap Ilyichev.
Ia menambahkan, penerapan tarif AS kepada negara di dunia tidak akan berdampak besar pada Rusia.
"Untuk alasan jelas, perdagangan dengan AS sekarang dibatasi, tapi karena kami masih terintegrasi dalam perdagangan global dan BRICS dan negara lain yang berteman dengan Rusia, maka tetap akan ada dampak," tambahnya.
3. AS-Rusia tidak bahas konflik Ukraina pada negosiasi kedua
Pada hari yang sama, Juru Bicara Kemlu AS Tammy Bruce mengatakan bahwa delegasi Moskow dan Washington akan mengadakan konsultasi kedua. Dialog kali ini membahas soal operasional Kantor Kedutaan Besar.
"Tidak ada diskusi terkait politik dan keamanan, serta perang Ukraina tidak menjadi agenda dalam negosiasi kali ini. Dialog ini hanya mengenai operasional Kedutaan Besar dan tidak mengenai normalisasi hubungan bilateral yang hanya dapat dicapai setelah perdamaian antara Rusia-Ukraina," tutur Bruce, dikutip RFE/RL.
Setelah pertemuan ini, AS akan menentukan langkah normalisasi fungsi misi diplomatik kedua negara. Sedangkan Rusia akan mengusulkan restorasi penerbangan langsung dari AS ke Rusia atau sebaliknya.