Negara Mana yang Jadi Tujuan Kunjungan Luar Negeri Perdana Paus Leo?

- Paus Leo XIV akan melakukan kunjungan ke Lebanon, negara dengan komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah.
- Lebanon masih diliputi ketegangan akibat krisis ekonomi dan konflik bersenjata dengan Israel serta Hizbullah.
- Kunjungan Paus Leo XIV dipandang sebagai momen bersejarah bagi hubungan Vatikan dengan Lebanon serta sebagai pesan kuat bagi perdamaian di Timur Tengah.
Jakarta, IDN Times – Paus Leo XIV, pemimpin pertama Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat, direncanakan akan melakukan kunjungan ke Lebanon pada tahun ini. Hal itu diungkapkan Kardinal Béchara Boutros Raï, Patriark Maronit Lebanon, dalam wawancara dengan Al-Arabiya TV.
“Beliau akan mengunjungi Lebanon. Memang belum jelas kapan tepatnya, tapi bisa kapan saja dari sekarang hingga Desember,” kata Kardinal Raï, dilansir dari Washington Times, Jumat (22/8/2025).
Namun, kepastian jadwal masih menunggu pengumuman resmi dari Vatikan.
Kunjungan ke Lebanon disebut akan menjadi perjalanan luar negeri pertama Paus Leo XIV. Selain itu, Vatikan juga tengah mempersiapkan rencana kunjungan ke Turki pada akhir November, untuk memperingati 1.700 tahun Konsili Nicea, konsili ekumenis pertama dalam sejarah Kekristenan.
Meskipun Vatikan belum mengonfirmasi secara resmi, biasanya informasi rencana kunjungan Paus memang pertama kali muncul dari gereja lokal yang akan menjadi tuan rumah.
1. Harapan Damai di Tengah Konflik

Seperti pendahulunya, Paus Fransiskus, Paus Leo XIV juga kerap menyerukan perdamaian dan dialog di Timur Tengah, terutama di tengah ofensif Israel yang masih berlangsung di Gaza.
Lebanon memiliki arti penting bagi Gereja Katolik, karena sekitar sepertiga penduduknya beragama Kristen, dengan Maronit sebagai komunitas terbesar. Negara ini juga merupakan satu-satunya negara Arab dengan kepala negara beragama Kristen.
Namun, Vatikan menaruh kekhawatiran terhadap kondisi instabilitas Lebanon yang berisiko mengancam keberlangsungan komunitas Kristen di kawasan.
2. Lebanon masih diliputi ketegangan

Negara berpenduduk sekitar 6 juta jiwa itu masih berjuang pulih dari krisis ekonomi berkepanjangan dan konflik bersenjata dengan kelompok Hizbullah, yang berakhir lewat gencatan senjata pada November lalu. Meski pemerintahan reformis baru telah terbentuk, ketegangan dengan Israel tetap berlanjut.
Israel masih menduduki lima titik strategis di perbatasan Lebanon dan melancarkan serangan udara hampir setiap hari. Sementara, Hizbullah menolak menyerahkan persenjataannya hingga Israel benar-benar menghentikan agresi dan menarik diri. Kondisi ini memicu kekhawatiran pecahnya konflik sipil jika pemerintah Lebanon mencoba melucuti Hizbullah secara paksa.
3. Kunjungan Paus terakhir

Kunjungan terakhir seorang Paus ke Lebanon terjadi pada September 2012 ketika Paus Benediktus XVI datang dalam lawatan terakhir kepausannya. Sementara itu, Paus Fransiskus, yang wafat pada April lalu, berulang kali menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Lebanon, namun situasi politik dan ekonomi negara itu membuat rencana tersebut tak pernah terwujud.
Jika kunjungan Paus Leo XIV benar terwujud, hal itu dipandang sebagai momen bersejarah bagi hubungan Vatikan dengan Lebanon serta sebagai pesan kuat bagi perdamaian di Timur Tengah.