Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Negara Mayoritas Muslim, Kenapa Tajikistan Larang Hijab?

Presiden Tajikistan, Emomali Rakhmon (tengah). (Instagram.com/emomali.rahmon)
Intinya sih...
  • Tajikistan melarang berhijab dan perayaan Idul Fitri serta Idul Adha. RUU disahkan untuk larangan berhijab dan penutup kepala, serta denda bagi pelanggar. Tajikistan juga melarang pemeliharaan janggut lebat dan akan mengesahkan larangan penjualan pakaian asing.

Jakarta, IDN Times - Tajikistan resmi bakal memberlakukan larangan berhijab, setelah majelis tinggi parlemennya menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) pada 19 Juni 2024. RUU ini disahkan di sesi ke-18 Majelis Tinggi Marlemen yang dipimpin ketuanya, Rustam Emomali.

Dalam RUU ini, tertuang adanya larangan berhijab yang disebut sebagai ‘pakaian asing atau tradisional’, dan anak-anak dilarang merayakan Idul Fitri dan Idul Adha. RUU ini juga melarang adanya penutup kepala apa pun yang dikenakan warga Tajikistan.

Sebelumnya memang ada festival yang memperingati dua hari raya besar Muslim ini, yang disebut idgardak, di mana anak-anak mengunjungi rumah-rumah di kota untuk memberi salam saat Idul Adha.

Dilansir dari Euronews, Senin (1/7/2024), larangan berhijab di Tajikistan dipandang sebagai garis politik yang dijalankan pemerintahan Presiden Emomali Rahmon sejak 1997.

Alasan utama pelarangan berhijab dan perayaan Idul Fitri serta Idul Adha ini adalah untuk melindungi nilai-nilai budaya nasional, dan mencegah takhayul serta ekstremisme.

Sebaliknya, warga Tajikistan dianjurkan mengenakan pakaian nasional khas Tajikistan.

1. Pelanggar aturan akan didenda

Pemerintah Tajikistan juga menetapkan denda bagi pelanggar, mulai 7.920 Somoni (Rp12 juta) untuk warga negara Tajikistan, 54 ribu Somoni (Rp84 juta) untuk pejabat pemerintah, 57.600 Somoni (Rp88 juta) untuk para tokoh agama yang melanggar.

Keputusan Tajikistan ini mengejutkan lantaran negara yang terletak di Asia Tengah ini berpenduduk mayoritas Muslim. Sensus terakhir pada 2020 menunjukkan sekitar 96 persen penduduk Tajikistan menganut agama Islam.

2. Ubah masjid jadi kedai teh

Setelah perjanjian damai untuk mengakhiri perang saudara selama lima tahun pada 1997, Rahmon, presiden Tajikistan yang sudah memimpin sejak 1994, melarang penggunaan hijab pertama kali pada 2009.

Namun peraturan ini belum ditetapkan sebagai aturan sah pemerintah, melainkan hanya aturan lisan yang beredar di masyarakat.

Tajikistan juga mempunyai undang-undang yang memberikan sanksi kepada orang tua yang menyekolahkan anaknya di bidang agama di luar negeri. Selain itu, anak-anak di bawah 18 tahun juga dilarang masuk rumah ibadah tanpa izin.

Tajikistan pada 2017 juga menyatakan bahwa 1.938 masjid ditutup, dan diubah menjadi kedai teh atau pusat kesehatan.

3. Tajikistan melarang pria berjanggut lebat

Selain hijab, Tajikistan juga melarang warganya yang berjenis kelamin laki-laki memelihara janggut lebat. Namun belum ada aturan denda atau hukuman terkait pelarangan janggut lebat ini.

Sebab, Tajikistan memandang pemilik janggut lebat ini selaras dengan pandangan agamanya yang berhubungan dengan ekstremis.

Parlemen Tajikistan juga akan mengesahkan larangan penjualan pakaian yang dianggap asing bagi budaya Tajikistan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us