Netanyahu: Israel Tetap Invasi Rafah meski Gencatan Senjata Terwujud

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa militer Israel akan tetap melancarkan invasi ke kota Rafah, Gaza selatan, terlepas dari apakah gencatan senjata dengan Hamas tercapai atau tidak.
“Gagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuannya adalah mustahil,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya pada Selasa (30/4/2024), dikutip BBC
“Kita akan memasuki Rafah dan kita akan menghilangkan batalion Hamas di sana dengan atau tanpa kesepakatan, untuk mencapai kemenangan total."
1. Keluarga sandera disebut desak pemerintah lanjutkan perang
Pernyataan itu menyebutkan bahwa keluarga sandera mendesak perdana menteri dan penasihat keamanan nasionalnya, Tzachi Hanegbi, untuk melanjutkan perang dan mengabaikan tekanan internasional yang meningkat. Namun, banyak keluarga sandera yang secara terbuka berdemonstrasi untuk menuntut pemerintah segera memulangkan orang yang mereka cintai dengan cara apa pun.
Hingga saat ini, sekitar 130 dari 253 sandera yang diculik oleh Hamas selama serangan 7 Oktober masih belum ditemukan. Sedikitnya 34 di antaranya diperkirakan tewas, sementara sisanya telah dibebaskan atau diselamatkan.
2. Pihak Israel sebelumnya mengatakan invasi Rafah akan dibatalkan jika gencatan senjata tercapai.
Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat (AS), telah memperingatkan Israel untuk tidak menyerang Rafah kecuali warga sipil terlindungi. Kota yang berbatasan dengan Mesir ini telah menjadi tempat berlindung bagi lebih dari satu juta penduduk Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel selama enam bulan terakhir.
Kondisi di kota yang padat penduduk ini sangat lah buruk, dengan para pengungsi mengeluhkan kurangnya makanan, air, dan obat-obatan. Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (29/4/2024) mengatakan bahwa invasi ke Rafah akan menjadi bencana terbesar dalam sejarah rakyat Palestina.
Dilansir Reuters, sumber-sumber Israel mengatakan bahwa rencana untuk menyerang Rafah akan dibatalkan apabila perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel tercapai.
"Jika terjadi kesepakatan, kami akan menghentikan operasi (Rafah)," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, kepada Channel 12 beberapa hari sebelumnya.
3. Hamas pertimbangkan usulan gencatan senjata terbaru
Sementara itu, utusan Hamas telah kembali dari perundingan di Kairo yang membahas usulan gencatan senjata terbaru dengan mediator AS, Mesir dan Qatar.
Seorang sumber mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan rencana gencatan senjata selama 40 hari dan pertukaran sejumlah sandera dengan jumlah tahanan Palestina yang lebih besar.
"Kami ingin meresponsnya secepat mungkin," tambahnya.
Pejabat Israel mengatakan bahwa pemerintahnya akan menunggu jawaban hingga Rabu (1/5/2024) malam, sebelum membuat keputusan apakah akan mengirim delegasinya ke Kairo.