Nikaragua Kecam El Salvador atas Dugaan Inkursi Wilayah Maritim

Jakarta, IDN Times - Presiden Daniel Ortega pada Senin (7/2/2022) mengajukan protes kepada El Salvador setelah armada Angkalan Laut-nya masuk ke teritori maritim Nikaragua. Aksi itu dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan yang dimiliki oleh Nikaragua atas perairan di Teluk Fonseca.
Di samping masalah ini, Nikaragua juga memiliki permasalahan batas teritori maritim dengan beberapa negara tetangganya, seperti Honduras, Kosta Rika, dan Kolombia. Bahkan, permasalahan dengan Kolombia sempat memuncak pada tahun lalu.
1. Nikaragua sebut El Salvador berniat menyelesaikan sengketa dengan jalur kekerasan
Pemerintah Nikaragua yang dipimpin Daniel Ortega pada Senin mengungkapkan bahwa kapal perang El Salvador telah masuk sejauh 48 km dari area pesisir pantai daratan utama Nikaragua.
"Kapal perang El Salvador telah masuk kurang dari 48 km dari area pesisir kita dan tetap berada di area tersebut untuk mengklaim kedaulatan atas teritori maritim tersebut. Nikaragua menegaskan bahwa area itu akan selalu berada di bawah kedaulatan kami dan El Salvador sebelumnya tidak pernah mengklaim kedaulatan atas area tersebut" ujar Pemerintah Nikaragua.
"Sebelum aksi tidak bersahabat yang dilakukan El Salvador, tidak ada satu pun dokumen yang menyatakan El Salvador mengklaim teritori maritim tersebut atau jejak pihaknya masuk ke area tersebut seperti yang dilakukannya saat ini" tambahnya, dilansir Telesur.
Pemerintah Nikaragua juga mengungkapkan bila El Salvador yang dipimpin Nayib Bukele tengah berupaya menyelesaikan perselisihan di Teluk Fonseca antara tiga negara dengan jalur kekerasan, dilaporkan DW.
2. El Salvador tidak ikut dalam persetujuan garis batas maritim di Teluk Fonseca
Dilaporkan Associated Press, inkursi yang dilakukan El Salvador ke teritori maritim Nikaragua di Teluk Fonseca ini terjadi sejak 4-5 Februari lalu. Kejadian itu terungkap setelah dua kapal perang El Salvador ke sejauh 50 dan 26 nautikal mil di dalam Cosigüina Point di wilayah Nikaragua.
Kedua kapal itu ditemukan oleh kru Penjaga Pesisir Nikaragua yang menanyakan kepada kapal berbendera El Salvador terkait apa yang dilakukannya di wilayahnya. Akan tetapi, para kru kapal justru mengelak bahwa mereka tidak berada di perairan Nikaragua, melainkan berada di wilayahnya sendiri.
Meski begitu, sampai saat ini Pemerintah El Salvador masih belum memberikan tanggapan apapun terkait peristiwa ini. Namun, El Salvador diketahui belum menandatangani persetujuan yang dilakukan Nikaragua dan Honduras pada Oktober lalu, terkait perbatasan maritim di Teluk Fonseca.
3. Meningkatnya ketegangan politik di Teluk Fonseca
Teluk Fonseca dikenal sebagai salah satu perairan yang strategis untuk pelabuhan alami dan memiliki luas mencapai 3.200 km persegi. Perairan tersebut disebut sangat aktif secara ekonomi lantaran terdapat sejumlah pelabuhan besar, seperti La Union di El Salvador, San Lorenzo di Honduras, dan Potosi dan Morazan di Nikaragua.
Strategis secara geopolitik, maka teluk ini menjadi salah satu tensi utama bagi kepentingan Nikaragua, Honduras, dan El Salvador selama bertahun-tahun. Demi mencegah konflik, Honduras dan Nikaragua menyetujui perjanjian perbatasan pada Oktober 2021 di Teluk Fonseca, meski tanpa persetujuan El Salvador, dikutip Telesur.
Selama ini, Nikaragua tidak memiliki permasalahan maritim dengan El Salvador, tetapi negara yang dipimpin Nayib Bukele itu sebenarnya memiliki sengketa wilayah dengan Honduras. El Salvador dan Honduras memiliki masalah terkait sengketa Pulau Conejo yang terletak di Teluk Fonseca.