Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Tawarkan Rp97 Juta kepada Warga Belarus untuk Ikut Perang

Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Rusia, pada Minggu (13/7/2025), dituding berupaya merekrut warga Belarus untuk mendaftar sebagai relawan perang di Ukraina. Langkah ini untuk meningkatkan jumlah pasukan Rusia. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia disebut merekrut tentara dari berbagai negara di kawasan Asia Tengah, Asia Selatan, dan Afrika untuk mengisi kekurangan tentara. Moskow bahkan sudah mengakui berhasil merebut kembali Kursk Oblast dari Ukraina berkat bantuan tentara Korea Utara (Korut) usai perjanjian pertahanan Rusia-Korut. 

1. Dijanjikan tidak ditempatkan di garis depan Ukraina

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Tawaran untuk bergabung dalam militer Rusia disebarkan lewat media sosial di Belarus. Iklan tersebut bahkan sempat dimuat di beberapa laman pencarian kerja, seperti Jobs in Brest dan Jobs in Pinsk. 

Melansir Ukrinform, iklan tersebut menyebutkan bahwa siapapun yang bersedia akan mendapatkan sekali bayaran 470 ribu ruble (Rp97,6 juta) dan bisa mendapat 6 juta ruble (Rp1,2 miliar) tergantung pada penempatan dan bersedia berkomitmen selama setahun. 

Selain itu, warga Belarus yang bersedia ikut dijanjikan akan mendapatkan status kewarganegaraan Rusia. Mereka juga dijanjikan tidak ditempatkan di garis depan dan hanya berada di belakang. 

Dalam iklan tersebut, pendaftar diwajibkan dalam kondisi sehat dan tidak diharuskan memiliki pengalaman di dunia militer. 

2. Rusia merekrut remaja Ukraina untuk jadi mata-mata

Orang yang membawa bendera Ukraina. (pexels.com/@mutecevvil)
Orang yang membawa bendera Ukraina. (pexels.com/@mutecevvil)

Pejabat Ukraina mengungkapkan bahwa Rusia terus berupaya merekrut dan merayu remaja Ukraina untuk menjadi mata-mata dan melancarkan sabotase. 

“Terdapat rencana dari Kremlin untuk merayu secara sistematis remaja dan warga dewasa muda di Ukraina. Sasaran utama Rusia termasuk anak-anak yatim piatu dan anak yang terlantar akibat perang,” terangnya, dikutip dari TVP World

Ia menambahkan bahwa ini adalah langkah strategis Rusia untuk membuat anak-anak Ukraina melawan negaranya sendiri dengan imbalan uang. 

Sebelumnya, remaja berusia 19 tahun ditugaskan untuk melakukan vandalisme di kantor polisi dengan imbalan mencapai 1.000 dolar AS (Rp16,2 juta). Namun, di dalam tas remaja tersebut ditanam bom dan berhasil digagalkan petugas. 

3. Rusia-Belarus berencana ciptakan teknologi AI berbasis nilai tradisional

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (president.gov.by)
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (president.gov.by)

Pada Jumat (11/7/2025), Rusia dan Belarus mengungkapkan rencana pendirian teknologi Artificial Intelligence (AI) berbasis nilai tradisional yang akan dipahami oleh rakyat di kedua negara. 

“Tugas ini adalah menciptakan teknologi AI berdasarkan nilai tradisional yang dianut Rusia dan Belarus. Nantinya, teknologi ini akan diciptakan berdasarkan informasi yang objektif,” ujar Sekretaris Jenderal Union State, Sergey Glazyev, dilansir Ukrainska Pravda

Ia mengklaim bahwa teknologi AI yang berkembang saat ini cenderung mengglorifikasi pandangan kanan. Ia menyebut, Grok milik Elon Musk cenderung menunjukkan apresiasi terhadap Adolf Hitler dan antisemitisme.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us