Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Operasi Sabotase Nord Stream Seret Penyelam Ukraina ke Meja Hukum

ilustrasi penyelam (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi penyelam (pexels.com/Kindel Media)
Intinya sih...
  • Kapal Andromeda diduga dipakai untuk operasi sabotase.
  • Pengacara tersangka tolak ekstradisi ke Jerman.
  • Ukraina dan Rusia saling lempar tudingan atas ledakan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Otoritas Jerman tengah mengupayakan ekstradisi seorang warga Ukraina bernama Volodymyr Z yang ditahan di Polandia. Ia ditangkap dini hari di Pruszków, dekat Warsawa pada Selasa (30/9/2025), atas dasar surat perintah penahanan Eropa yang diajukan Jerman. Volodymyr, seorang penyelam terlatih, diduga ikut menyelam untuk memasang bahan peledak di pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di dekat Pulau Bornholm, Denmark.

Dilansir dari The Guardian, pada 26 September 2022, ledakan menghantam tiga dari empat jalur pipa Nord Stream yang dirancang menyalurkan gas alam Rusia ke Jerman lewat Laut Baltik. Serangan itu berlangsung tujuh bulan setelah invasi penuh Rusia ke Ukraina, sehingga memperburuk krisis energi di Eropa ketika negara-negara berusaha lepas dari ketergantungan pasokan gas Rusia. Pipa Nord Stream 2 yang semula disiapkan untuk mengalirkan gas ke Eropa tidak pernah diaktifkan karena Jerman menghentikan sertifikasinya pada Februari 2022 menyusul tindakan Rusia.

1. Kapal Andromeda diduga dipakai untuk operasi sabotase

ilustrasi kapal (pexels.com/Matthew Barra)
ilustrasi kapal (pexels.com/Matthew Barra)

Jaksa Jerman menyebut Volodymyr Z menjadi bagian dari kelompok yang menyewa kapal layar bernama Andromeda. Kapal itu didapat melalui dokumen palsu dari perusahaan Jerman, lalu berangkat dari pelabuhan Rostock menuju Bornholm untuk melancarkan sabotase. Kelompok tersebut dicurigai merencanakan ledakan dan melakukan tindakan yang dianggap melanggar konstitusi Jerman, dilansir dari BBC.

Penyelidik Jerman sudah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus ini, terdiri dari lima pria dan satu wanita, dengan satu orang dilaporkan tewas saat bertugas di angkatan bersenjata Ukraina. Beberapa di antaranya diduga pernah berlatih di sekolah penyelaman swasta di Kyiv. Laporan penyidik menyebut kelompok ini bekerja secara terkoordinasi untuk menjalankan misi peledakan Nord Stream.

Selain Jerman, Denmark dan Swedia juga membuka penyelidikan usai ledakan. Otoritas Swedia mengonfirmasi adanya jejak bahan peledak, memperkuat dugaan sabotase. Namun, Denmark dan Swedia menutup penyelidikannya pada Februari 2025 tanpa menetapkan tersangka, sementara Jerman masih melanjutkan proses, dengan rencana membawa Volodymyr Z ke hadapan hakim di Karlsruhe jika ekstradisi disetujui.

2. Pengacara tersangka tolak ekstradisi ke Jerman

ilustrasi sidang (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi sidang (pexels.com/Sora Shimazaki)

Pengacara Volodymyr Z, Tymoteusz Paprocki, membenarkan penangkapan kliennya kepada stasiun TV Polandia TVN24.

“Pada dini hari, klien saya ditahan di sebuah kota dekat Warsawa sebagai akibat dari surat perintah penahanan Eropa, yang dikeluarkan oleh Jerman dan berkaitan dengan masalah terkait Nord Stream 2,” ujarnya.

Paprocki berargumen bahwa warga Ukraina tidak bisa dimintai pertanggungjawaban pidana karena pipa tersebut digunakan untuk membiayai perang Rusia. Ia menyatakan akan melawan upaya ekstradisi, dengan alasan surat perintah itu tidak sah di tengah konflik Rusia–Ukraina.

Sementara itu, tersangka lain bernama Serhii Kuznietsov alias Serhii K ditangkap di Rimini, Italia, pada Agustus 2025 saat berlibur. Pengadilan Italia menyetujui ekstradisinya ke Jerman meskipun pengacaranya sudah mengajukan banding ke pengadilan tertinggi negara tersebut. Ia diduga berperan penting dalam pemalsuan dokumen identitas untuk menyewa kapal Andromeda yang dipakai dalam operasi sabotase.

3. Ukraina dan Rusia saling lempar tudingan atas ledakan

ilustrasi pipa gas (pexels.com/David Brown)
ilustrasi pipa gas (pexels.com/David Brown)

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menolak tuduhan bahwa pemerintahannya terlibat dalam serangan terhadap Nord Stream. Ia menekankan bahwa Kyiv tidak mengetahui adanya rencana penyabotan pipa gas tersebut. Ledakan itu memutus pasokan gas vital ke Eropa dan memperparah krisis energi, sementara Nord Stream 2 memang tidak pernah beroperasi dan Rusia lebih dulu menghentikan suplai dari Nord Stream 1.

Bagi pemerintah Rusia maupun Barat, serangan Nord Stream dipandang sebagai sabotase serius meski hingga kini belum ada negara yang terbukti terkait langsung. Perusahaan gas Rusia, Gazprom, yang menjadi pemegang saham utama proyek pipa itu, disebut Paprocki sebagai pendanaan utama perang Rusia di Ukraina.

“Serangan terhadap infrastruktur Nord Stream menyangkut salah satu pemilik pipa, Gazprom, yang secara langsung membiayai operasi militer di Ukraina,” ucapnya, dikutip dari TVP World.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, berharap Jerman segera menuntaskan penyelidikan. Ia kembali menyalahkan Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ledakan pipa gas di Laut Baltik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Terima 500 Ribu SGD, Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso Ditahan KPK

01 Okt 2025, 17:52 WIBNews