Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Panglima Militer Kenya Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

ilustrasi bendera Kenya (Unsplash.com/Engin Akyurt)
ilustrasi bendera Kenya (Unsplash.com/Engin Akyurt)

Jakarta, IDN Times - Presiden Kenya William Ruto mengatakan, panglima militer Jenderal Francis Ogolla, termasuk salah satu korban tewas dalam kecelakaan helikopter pada Kamis (18/4/2024). Helikopter itu membawa 11 orang, dua di antaranya dilaporkan selamat.

Kecelakaan terjadi di Elgeyo Marakwet, sekitar 400 km barat laut ibu kota Nairobi. Helikopter jatuh dan terbakar tak lama setelah lepas landas. Dia jatuh di dekat Sekolah Menengah Putra Cheptulel. Presiden Ruto dalam konferensi persnya, menyebut kejadian itu sebagai momen tragis.

1. Kehilangan yang menyakitkan

Ogolla bergabung dengan Angkatan Pertahanan Kenya pada tahun 1984. Dia dilatih sebagai pilot pesawat tempur di Angkat Udara Amerika Serikat (USAF). Dia kemudian menjadi pilot instruktur di Angkatan Udara Kenya.

"Tanah air kita telah kehilangan salah satu jenderalnya yang paling gagah berani. Kematian Jenderal Ogolla merupakan kehilangan yang menyakitkan bagi saya," kata Presiden Rut, dikutip dari VOA News.

Angkatan Udara kemudian mengirimkan tim investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menewaskan Ogolla.

2. Dua tentara selamat dalam kondisi kritis

Sementara ini belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan. Helikopter sedang melakukan kunjungan ke pasukan yang dikerahkan ke barat laut Kenya untuk memerangi para perampok ternak, tapi jatuh beberapa menit kemudian.

Dilansir Al Jazeera, dua tentara yang selamat, telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dan dalam keadaan kritis.

Sembilan orang lainnya yang tewas dalam kecelakaan itu adalah Swale Saidi, Duncan Keittany, David Sawe, George Benson Magondu, Sora Mohamed, Hillary Litali, John Kinyua Mureithi, Cliphonce Omondi, dan Rose Nyawira.

Ruto mempromosikan Ogolla ke jabatan tertinggi militer setahun yang lalu. Ruto menuduhnya terlibat dalam komplotan untuk membatalkan hasil pemilu presiden 2022, meski begitu ia mengatakan bahwa Ogolla adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk jabatan panglima militer.

3. Jaringan kriminal penjarah ternak sapi

Ilustrasi penggembala sapi (Unsplash.com/Vahid Kanani)
Ilustrasi penggembala sapi (Unsplash.com/Vahid Kanani)

Ogolla yang berusia 61 tahun, melakukan perjalanan ke bagian barat negara yang sering dilanda konflik. Di wilayah itu juga kerap menjadi sasaran bandit lokal yang menjarah ternak para warga.

Dilansir Institute for Security Studies, dulu pejarahan ternak merupakan budaya. Anak lelaki akan dianggap sebagai "pahlawan" jika berhasil mencuri ternak tetangganya. Sistem tersebut juga sebagai penyeimbang kekayaan dan kekuasaan.

Namun pencurian ternak telah meningkat menjadi kejahatan terorganisir yang mematikan. Seringkali orang yang bepergian tanpa membawa ternak, tetap disergap dan dibunuh.

Pada 2019, di wilayah Pokot Barat dan Elgeyo Marakwet, daerah di mana helikopter militer yang baru saja jatuh, 30 orang terbunuh akibat konflik penjarahan tersebut.

Mudahnya mengakses senjata seperti Ak-47 atau M16, membuat kelompok bandit menargetkan para penggembala nomaden yang menopang industri daging sapi regional. Mereka menjual daging curian ke pasar perkotaan. Di Kenya, pasar daging sapi bernilai sekitar 500 juta dolar (Rp8,1 triliun).

Politisi juga disebut terlibat. Mereka menggunakan suap untuk membujuk masyarakat agar terlibat dalam jaringan kejahatan dengan mengumpulkan uang untuk mendanai kampanye pemilu atau mencabut hak pemilih yang mendukung pesaing mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us