Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Parlemen Guatemala Tolak Partai Presiden Terpilih Bernardo Arevalo

Calon Presiden Guatemala, Bernardo Arevalo (kiri) dan tim suksesnya. (twitter.com/KarinHerreraVP)

Jakarta, IDN Times - Parlemen Guatemala menolak mengakui tujuh anggota dari Partai Semilla yang menaungi presiden terpilih, Bernardo Arevalo pada Rabu (30/8/2023). Pasalnya, partai oposisi itu dianggap terlibat dalam kecurangan terkait tanda tangan palsu dukungan warga. 

Kisruhnya politik di Guatemala dimulai setelah larangan beberapa kandidat untuk mencalonkan sebagai capres. Setelah digelarnya pemilu putaran pertama, beberapa partai sayap kanan melayangkan tudingan adanya kecurangan. 

Pada pilpres tahap kedua, kandidat oposisi, Bernardo Arevalo akhirnya dinyatakan menang dengan suara 61 persen. Ia berhasil mengalahkan kandidat presiden sayap kanan, Sandra Torres yang hanya meraih 39 persen suara. 

1. Partai Semillia akui sebagai korban konspirasi pemerintah

Dalam konferensi pers, Partai Semillia mengungkapkan mereka telah menjadi korban dari konspirasi pemerintah. Mereka pun melayangkan komplain terkait penolakan tersebut kepada pimpinan parlemen. 

"Dalam beberapa hari ini, kami menyaksikan sendiri artikulasi sistematis yang berupaya melenyapkan Partai Semillia. Di saat yang sama, mereka berhenti mendukung rakyat Guatemala atas pilihannya yang mengekspresikan empati atas penolakan terhadap korupsi," tutur Samuel Perez, salah satu anggota parlemen, dikutip Associated Press.

Selain itu, anggota parlemen dari Partai Semillia lainnya, Roman Catellanos menyebut tindakan ini berdampak pada posisi keketuaan dalam parlemen yang tidak dapat diambil oleh partainya. 

Pada sidang parlemen pertama yang digelar Rabu kemarin, Arevalo turut hadir sebagai salah satu anggota parlemen Partai Semillia yang mendeklarasikan dirinya sebagai anggota independen.

2. Arevalo dinyatakan sebagai presiden terpilih

Kejaksaan Elektoral Guatemala, pada Senin (28/8/2023), akhirnya bersedia mengakui kemenangan kandidat tengah-kiri, Bernardo Arevalo dalam pilpres putaran kedua yang berlangsung 20 Agustus lalu. 

"Ini adalah hasil resmi dan inilah yang diharapkan oleh rakyat Guatemala," tutur Jaksa Gabriel Aguilera, dikutip Reuters.

Kepala Kejaksaan Elektoral Guatemala, Irma Palencia mengatakan bahwa rakyat Guatemala telah memilih dan menggarisbawahi bahwa Arevalo merupakan pemenang yang sebenarnya. 

Keesokan harinya, Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei menyerukan transisi demokratik kekuatan kepada Bernardo Arevalo dan partainya. Ia pun sudah memanggil Arevalo dan wakilnya, Karin Herrera untuk proses penyerahan kekuasaan pada 14 Januari 2024. 

3. AS akui kemenangan Arevalo dalam pilpres Guatemala

Pada Selasa (29/8/2023), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengucapkan selamat kepada Bernardo Arevalo atas kemenangannya dalam pilpres Guatemala putaran kedua. 

"Kami berdiri bersama rekan kami di komunitas internasional dan rakyat Guatemala melawan serangkaian upaya yang tidak dapat diterima, termasuk untuk merusak tranparansi dan akuntabilitas lewat kekuasaan," tutur Blinken, dikutip The Globe and Mail.

"Sikap antidemokratik, termasuk dengan menangguhkan partai politik presiden terpilih dan mengintimidasi otoritas elektoral, akan merusak harapan dari rakyat Guatemala dan bentuk inkonsistensi dalam Piagam Demokratik Inter-Amerika," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us