Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Minta Serangan ke Gaza Dihentikan pada 2025

ilustrasi gaza (pexels.com/TIMO)
Intinya sih...
  • IOM mendesak negara anggota PBB untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengembalikan perdamaian pada 2025.
  • 90 persen populasi Gaza terpaksa mengungsi, menghadapi kekurangan pangan parah dan harga-harga kebutuhan pokok yang meroket.
  • Pasukan Israel masih terus membombardir Jalur Gaza, dengan korban tewas mencapai 45.541 orang dan 108.338 orang terluka.

Jakarta, IDN Times - Kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Amy Pope mendesak negara-negara anggota PBB segera bertindak untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengembalikan harapan perdamaian pada 2025 karena "penderitaan berlangsung cukup lama".

"Seiring mendekatnya tahun baru, krisis di Gaza telah mencapai titik tak tertahankan. Nyawa orang yang tidak bersalah, termasuk bayi-bayi, hilang saat musim dingin yang menggigit. Rumah sakit dan tempat perlindungan menjadi sasaran," kata Pope, dikutip dari ANTARA, Selasa (31/12/2024).

Negara-negara anggota, kata kepala IOM itu, harus bertindak sekarang guna mencegah kehancuran lebih lanjut dan untuk mengembalikan harapan perdamaian pada 2025.
IOM terus menyerukan gencatan senjata secepat mungkin agar tidak ada lagi orang yang kehilangan nyawa.

1. 90 persen populasi di Gaza terpaksa mengungsi

ilustrasi situasi Gaza (unsplash.com/Emad El Byed)

Dia menggarisbawahi bahwa bantuan kemanusiaan harus diizinkan untuk menjangkau mereka yang sangat membutuhkan, dan bahwa semua sandera harus dibebaskan tanpa penundaan.

"Para warga di Gaza tidak bisa menunggu, penderitaan telah berlangsung cukup lama," katanya.

Menurut IOM, sekitar 1,9 juta orang, atau 90 persen dari populasi Gaza, terpaksa mengungsi.

2. Warga Palestina kekurangan pangan di musim dingin

sudut kota Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)

Warga Palestina di Jalur Gaza menghadapi kekurangan pangan yang parah pada musim dingin ini akibat serangan Israel yang terus berlanjut, yang telah mengganggu rantai pasokan dan menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan.

Banyak keluarga di daerah kantong tersebut tidak dapat memperoleh pasokan makanan pokok dan air bersih, sementara harga-harga kebutuhan pokok telah meroket.


Masyarakat di Gaza harus menunggu dalam antrean panjang selama berjam-jam di pusat-pusat distribusi makanan. Lebih dari 14 bulan sejak pecahnya konflik Israel-Palestina pada Oktober 2023, krisis kemanusiaan di Gaza terus berlanjut.

3. Jumlah korban tewas di Gaza terus bertambah

A Rebel In Gaza (instagram.com/europaeditionsuk)

Pasukan Israel masih terus membombardir Jalur Gaza sampai hari ini. Jumlah korban tewas pun terus meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza per tadi malam, korban tewas meningkat menjadi 45.541 orang. Selain itu, sebanyak 108.338 orang juga dilaporkan terluka.

"Pasukan Israel menewaskan 27 orang dan melukai 149 lainnya dalam empat pembantaian keluarga dalam 24 jam terakhir,” sebut pernyataan Kemenkes Gaza.

Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambah pernyataan itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us