Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepala RS Kamal Adwan Gaza Ditahan di Fasilitas Militer Israel  

sudut kota Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)

Jakarta, IDN Times - Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Gaza, Hussam Abu Safiya, diduga ditahan pasukan Israel di fasilitas penahanan militer Sde Teiman. Penahanan terjadi menyusul serangan Israel ke rumah sakit tersebut pada Jumat (29/12/2024).

Militer Israel menuduh Abu Safiya sebagai anggota Hamas tanpa menyertakan bukti pendukung. Mereka juga mengklaim RS Kamal Adwan digunakan sebagai pusat komando Hamas.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas Gaza mengaku telah kehilangan kontak dengan Abu Safiya pascaserangan. Keberadaan Abu Safiya terungkap setelah sejumlah mantan tahanan yang dilepaskan pekan lalu mengaku melihatnya di fasilitas tersebut.

1. Pengakuan dari sesama tahanan yang melihat Abu Safiya

Rekaman video menunjukkan upaya Abu Safiya menyelamatkan ratusan pasien dan staf medis. Ia berusaha memindahkan mereka setelah Israel memberi peringatan evakuasi selama 15 menit sebelum serangan.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan Abu Safiya mengalami kekerasan fisik dari pasukan Israel. Ia dipukuli menggunakan tongkat dan dipaksa melepas pakaian medisnya dan menggantinya dengan seragam tahanan.

Ahmad Al Sayyed Saleem, mantan tahanan berusia 18 tahun mengaku melihat Abu Safiya di fasilitas Sde Teiman. Saleem ditahan 42 hari lalu saat mencoba mengevakuasi Gaza Utara.

Tahanan lain, Yahya Zaqout juga mengonfirmasi keberadaan Safiya. 

"Saya mendengar mereka memanggil namanya setiap pagi dan malam hari, dan kami punya tahanan yang dibawa ke sel kami yang memberitahu bahwa mereka ditahan bersama Hussam," ujar Zaqout, dilansir CNN. 

Keluarga Abu Safiya menyampaikan kekhawatiran terkait keselamatan dokter tersebut. Fasilitas Sde Teiman terkenal brutal terhadap tahanan. Sejak awal perang, setidaknya 36 warga Palestina tewas di fasilitas tersebut akibat penyiksaan dan pengabaian medis.

2. Pasien dievakuasi secara paksa

Pasukan Israel membakar beberapa bagian RS Kamal Adwan dan memaksa evakuasi seluruh penghuni. RS Kamal Adwan merupakan fasilitas kesehatan besar terakhir yang masih beroperasi di Gaza Utara.

Proses evakuasi berlangsung di tengah situasi mencekam. Staf medis dan pasien terpaksa meninggalkan rumah sakit tanpa persiapan. Pasien-pasien kritis dipindahkan ke Rumah Sakit Indonesia yang kondisinya juga tidak berfungsi optimal.

WHO telah memberi bantuan medis dan kebutuhan dasar ke RS Indonesia.

"WHO dan mitra mengirim pasokan medis, kebersihan dasar, makanan dan air ke RS Indonesia. Kami juga memindahkan 10 pasien kritis ke RS Al-Shifa," kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir Al Jazeera. 

Tujuh pasien masih bertahan di RS Indonesia bersama 15 pengasuh dan petugas kesehatan. RS Indonesia sendiri turut mengalami kerusakan parah akibat serangan. WHO melaporkan rumah sakit di Gaza telah berubah menjadi medan pertempuran. 

3. Militer Israel tangkap 240 orang dalam serangan

Serangan terhadap RS Kamal Adwan dimulai pada Kamis (28/12/2024). Militer Israel mengklaim membunuh sekitar 20 warga Palestina dan menangkap 240 orang dalam operasi tersebut.

Namun, media The New Arab melaporkan korban tewas mencapai 50 orang, termasuk lima tenaga medis. Israel menyebut operasi ini sebagai salah satu operasi terbesar di Gaza sejak Oktober.

Abu Safiya sebelumnya menolak perintah Israel meninggalkan RS Kamal Adwan setelah blokade Gaza Utara pada 5 Oktober. Ia terus mendokumentasikan dampak serangan Israel terhadap rumah sakit dan pasiennya.

RS Kamal Adwan telah diserang setidaknya enam kali sejak Oktober. Empat dokter tewas dalam serangan bulan ini. Amnesty International bersama dengan keluarga Abu Safiya menuntut pembebasan segera sang dokter.

"Kami tidak tahu nasib ayah kami. Kami memohon kepada Anda untuk mengambil tindakan, meningkatkan kesadaran, memberikan tekanan media dan membuat laporan untuk menekan Israel agar segera membebaskannya," tutur keluarga Abu Safiya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us