Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Sebut Jumlah Pengungsi Myanmar Meningkat karena Konflik Meluas

Foto para pengungsi Rohingya di Bangladesh.Sumber: twitter.com/UN Humanitarian

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa konflik di Myanmar telah meluas dan membuat banyak warga mengungsi.

Dilansir dari Anadolu, Rabu (6/12/2023), Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan atau UNOCHA mengatakan pertempuran di Myanmar terus meningkat dan meluas dari Shan ke Rakhine, bahkan ke bagian barat laut dan tenggara.

1. Lebih dari 500 ribu orang jadi pengungsi

Pengungsi etnis Rohingya saat proses evakuasi oleh TNI AL di Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh, Jumat (31/12/2021). (ANTARA FOTO/Rahmad)

UNOCHA mengatakan bahwa lebih dari setengah juta orang menjadi pengungsi internal akibat kekerasan yang terus terjadi.

“Jumlah ini melebihi dua juta orang yang sebelumnya sudah jadi pengungsi,” sebut pernyataan dari UNOCHA.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka, Dana Tanggap Darurat Pusat mengalokasikan 7 juta dolar AS, guna membantu warga sipil yang mengungsi akibat konflik yang berlangsung di Myanmar.

2. Tiga kelompok etnis bersenjata bentrok dengan junta

Situasi di salah satu wilayah di Myanmar di kala pandemi COVID-19 dan junta militer Myanmar. (Twitter.com/RvlBurma2)

Baru-baru ini tiga kelompok etnis bersenjata yang bersatu dalam kelompok yang disebut Brotherhood Alliance, memerangi junta militer Myanmar untuk mengambil alih kendali di wilayah.

Mereka menyerang junta dan kini dilaporkan telah menguasai lebih dari 170 pos yang didiami junta.

3. Junta militer Myanmar kalah di perbatasan

Demo menentang kudeta junta militer di Myamar yang digelar pada 14 Februari 2021. (Wikimedia Commons/MgHla (aka) Htin Linn Aye)

Pasukan junta Myanmar di Konkyan di Negara Bagian Shan telah menyerahkan markasnya kepada Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA). Tindakan itu dilakukan setelah MNDAA melancarkan serangan berjuluk Operasi 1027.

MNDAA telah menguasai ratusan pangkalan militer, lusinan kota, serta rute perdagangan menguntungkan antara Myanmar dan China.

Ratusan pasukan junta telah kabur. Banyak di antaranya menyerahkan diri dan berharap mendapat perawatan medis karena terluka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us