Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Temukan Bukti Rwanda Perkuat Pemberontak M23 di RD Kongo

Ilustrasi tentara Afrika (Pixabay.com/Nambasi)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa para ahli menemukan bukti substansial pasukan Rwanda telah menyeberang ke Republik Demokratik Kongo (RD Kongo). Pasukan Rwanda itu disebut memperkuat pemberontak M23 dan juga melakukan operasi militer terhadap pemberontak lain.

Dalam sebuah laporan yang bocor, yang berisi penilaian dari para ahli, Rwanda disebut mengirim senjata, amunisi dan seragam kepada kelompok pemberontak M23. Pada Agustus lalu, PBB juga menyebutkan memiliki bukti Rwanda telah mendukung M23, namun Kigali terus membantah tuduhan tersebut.

1. Tentara Rwanda terlibat operasi militer di melawan RD Kongo

ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

RD Kongo telah menghadapi pemberontak M23 di bagian timur negaranya yang kaya sumber daya. Ribuan orang tewas dan ratusan ribu lainnya terpaksa meninggalkan rumah karena konflik mematikan yang terus berlangsung.

Kinshasa berulang kali menuduh bahwa pemerintah Rwanda telah mendukung para pemberontak tersebut. Namun Kigali juga berulangkali menolak tuduhan itu.

Dalam laporan terbaru dari PBB yang bocor, VOA memberitakan bahwa tentara Rwanda terlibat operasi militer melawan RD Kongo. Ada bukti substansial bahwa tentara Rwanda secara langsung ikut campur tangan dalam perang Kongo melawan M23.

M23 adalah kelompok pemberontak yang sebagian besar berisi etnis Tutsi. Mereka telah merebut beberapa petak wilayah timur RD Kongo sejak akhir tahun lalu.

2. Rwanda memberi senjata dan amunisi kepada pemberontak

Sudah sekitar satu dekade kelompok M23 tidak aktif. Namun sejak tahun lalu, pergerakan mereka kembali terlihat dengan menguasai banyak wilayah di bagian timur RD Kongo. Mereka juga dituduh telah membunuh banyak warga sipil.

Dilansir Associated Press, panel ahli yang memberikan laporan tentang wilayah RD Kongo yang bergolak, menyebutkan Rwanda memberikan dukungan kepada M23 seperti senjata, amunisi dan seragam. Rwanda juga meluncurkan operasi militer di Kongo, memburu kelompok pemberontak lain yang dianggap terlibat dalam Pembantaian Rwanda 1994.

M23 sebagian besar berisi etnis Tutsi Kongo dan Presiden Rwanda saat ini, Paul Kagame, adalah seorang Tutsi yang merupakan mantan komandan militer. Tutsi pernah menjadi korban genosida pada 1994 karena dituduh berperan membunuh Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana.

Orang-orang Tutsi yang berada di RD Kongo, dulu dibawa oleh penjajah Belgia untuk bekerja di Kongo dan akhirnya banyak yang menetap di sana. Dalam huru-hara 1993-1994, mereka juga menjadi korban pembantaian etnis.

3. Pasukan M23 mundur dari kota strategis

ilustrasi milisi (Unsplash.com/Randy Fath)

Tuduhan bahwa pihak Rwanda telah mendukung M23, tidak hanya berasal dari Kinshasa dan para ahli PBB. Namun awal pekan ini, Prancis dan Jerman juga secara terbuka menuduh Kigali telah mendukung pemberontak M23.

Di sisi lain, Rwanda menolak tuduhan itu dan mengatakan bahwa pemerintah RD Kongo gagal menangani lebih dari 130 kelompok bersenjata. Selain itu, Rwanda juga meminta pertanggungjawaban RD Kongo atas pelanggaran warga sipil dan sisa-sisa milisi yang melakukan genosida terhadap etnis Tutsi di masa lalu.

Dilansir Al Jazeera, kelompok M23 yang telah menguasai beberapa wilayah timur RD Kongo, pada Jumat mengatakan pasukannya akan mundur dari garis depan strategis di kota Kibumba. Mereka mengatakan menyerahkan kota itu kepada pasukan keamanan Komunitas Afrika Timur (EAC) yang membantu RD Kongo.

Penarikan itu disebut sebagai isyarat niat baik dalam melanjutkan pembicaraan damai. Kesepakatan gencatan senjata telah dibicarakan agar M23 meletakkan senjatanya. Namun, sampai saat ini konflik masih belum terselesaikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us